Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri PUPR Ungkap Alasan Jokowi Banyak Bangun Bendungan

Kompas.com - 18/11/2020, 18:08 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sejak tahun 2014 memang gencar melakukan pembangunan bendungan di sejumlah daerah di seluruh Indonesia.

Alasannya menurut dia, karena bendungan menjadi salah satu solusi untuk menjaga ketahanan pangan nasional. Petani bisa memanfaatkan air yang tertampung di bendungan untuk irigasi tanpa harus menunggu hujan.

"Untuk itulah pemerintah Jokowi sejak 2014 telah mencanangkan pembangunan bendungan, semata-mata untuk mendukung ketahanan pangan," ungkap Basuki dalam acara Jakarta Food Security Summit-5 yang digelar Kadin secara virtual, Rabu (18/11/2020).

Baca juga: Ada Corona, Proyek Bendungan Ibu Kota Baru Tetap Lanjut

Menurut Basuki, air memang menjadi komponen terkecil dalam produksi pertanian atau hanya sekitar 18 persen. Namun tetap memiliki peranan yang penting, sebab tanpa air proses tanam akan gagal.

Oleh sebab itu, pihaknya berupaya untuk menuntaskan pembangunan bendungan untuk menjamin pengadaan air. Mengingat, jika hanya mengandalkan air hujan maka produksi hanya bisa dilakukan satu kali dalam setahun.

"Jaringan irigasi kalau airnya di suplai bendungan bisa diatur dan diukur, artinya bisa tingkatkan indek pertanaman. Kalau daerah tadah hujan hanya bisa 1 kali karen abergantung pada hujan, tapi kalau dengan bendungan bisa ditanami lebih dari dua kali, sehingga tingkatkan produksi pertanian," jelas Basuki.

Ia menjelaskan, dalam rencana strategis (renstra) Kementerian PUPR ditugaskan untuk mebangun 65 bendungan sejak 2014.

Realisasinya hingga saat ini 61 bendungan yang sudah konstruksi.

Di antaranya 16 bendungan telah rampung dibangun, sedangkan 45 lainnya masih berlanjut pembangunannya. Targetnya keseluruhan 61 bendunga bisa rampung di 2024.

Menurut Basuki, pembangunan bendungan memang membutuhkan waktu lama, salah satu persoalannya ada ketersediaan lahan. "Karena memang pembangunan bendungan itu bisa memakan waku 3-5 tahun," kata dia.

Secara dampak, lanjut Basuki, jika keseluruhan bendungan tersebut rampung, maka Indonesia akan memiliki 281 bendungan. Artinya, mampu menampung air sebanyak 16,25 miliar meter kubik, yang berguna untuk layanan irigasi maupun listrik.

Jauh lebih tinggi dari kapasitas bendungan Indonesia di tahun 2014 yang sebanyak 220 dengan kemampuan menampung air 12,42 miliar kubik. Serta dari tahun 2019 sebanyak 235 bendungan dengan kapasitas air 13,53 miliar kubik.

"Apabila 61 bendungan selesai, maka akan tingkatkan suplai air pada jaringan irigasi ke 1.169 hektar lahan," kata Basuki.

Baca juga: 8 Bendungan Baru Siap Diresmikan pada Akhir Tahun Ini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan 'Open Side Container'

Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan "Open Side Container"

Whats New
Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Whats New
Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com