Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tingkatkan Keamanan, Grab Adaptasi Sistem AI

Kompas.com - 19/11/2020, 12:43 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Perusahaan transportasi daring, Grab mengembangkan Artificial Intelligence (AI) untuk meningkatkan keamanan pengguna dan mitra penemudi transportasi online.

Head of Integrity Grab Wui Ngiap Foo mengatakan, dengan adaptasi AI ini diharapkan pihaknya bisa mencapai zero insiden dengan mengacu pada standar kualitas layanan, Quality of Service (QoS) dari Otoritas Transportasi Darat (LTA) Singapura.

“Berdasarkan benchmark ini, per tahun 2020, perjalanan Grab di seluruh wilayah adalah 1,4 kali lebih aman dari standar QoS untuk kecelakaan dan 2,3 kali lebih aman dari standar QoS untuk pelanggaran,” kata Wui dalam virtual meeting, Rabu (18/11/2020).

Baca juga: Grab Suntik LinkAja Rp 1,4 Triliun, Buat Apa?

Dengan dukungan AI, Grab memastikan sistem keamanan untuk mitra pengemudi dan juga pengguna bisa mendukung sistem transportasi online. Misalkan saja untuk mitra pengemudi, melalui swafoto secara real time untuk verifikasi sebelum memulai aktivitas online atau menerima pesanan.

“Hal ini membantu mereka dalam mencegah insiden seperti berbagi akun mitra pengemudi yang tidak terdaftar atau menyewakan akun terdaftar,” tambah dia.

Dia bilang, model machine learning ini juga dapat menentukan apakah wajah itu sesuai atau tidak berdasarkan gerakan dan pencahayaan.

Sementara dari sisi pengguna, untuk mengantisipasi tindakan illegal, akibat lama tidak mengaktifkan akun, maka pengguna wajib memverifikasi wajah dengan teknologi selfie yang memungkinkan pengguna masker tetap terdeteksi wajahnya.

Mask selfie verification selama Covid-19, dilakukan untuk memverifikasi apakah mitra pengemudi kami mengenakan masker mereka setiap hari. Fitur ini diluncurkan selama waktu satu bulan, dan tingkat akurasinya mencapai 99,5 persen bahkan dalam kondisi pencahayaan rendah,” tambah dia.

Adaptasi teknologi juga memudahkan pemantauan perjalanan atau mendeteksi kemungkinan insiden keselamatan dengan menarik sinyal dari berbagai sumber termasuk status berkendara, GPS, kondisi lalu lintas, telematika, dan intelijen pada peta untuk mendeteksi jika ada pemberhentian yang tidak direncanakan.

“Jika insiden keselamatan dalam perjalannya terdeteksi, aplikasi akan mengirimkan notifikasi kepada penumpang apakah mereka dalam keadaan aman atau tidak,” tambah dia.

Di sisi lain, Grab juga menerapkan metode Perlindungan PII (Personally identifiable information, dalam tiga cara.

Pertama, deteksi otomatis jika mitra pengemudi melakukan screenshots terhadap PII, misalnya nama penumpang, mitra pengemudi akan mendapatkan peringatan jika melakukannya.

Kedua, Grab akan menyembunyikan detil perjalanan setelah perjalanannya selesai, dan ketiga, melalui VOIP dan number masking akan membantu pengguna berkomunikasi dengan mitra pengemudi tanpa harus menampilkan nomor mereka.

“Asia Tenggara merupakan kawasan yang rentan terutama dengan tingkat literasi digital yang rendah. Dengan jutaan pengguna yang baru online tahun ini, mereka mungkin saja tidak menyadari ancaman yang rentan seperti serangan phising,” ucapnya.

Menurut dia, akun penipuan memiliki pola penggunaan yang berbeda dari akun normal. Melalui kombinasi sinyal dari data pengguna dan klik, dapat dengan mudah mendeteksi akun dan pemesanan aneh dengan cepat.

“Kami terus menambahkan intelligent authentications untuk memastikan keamanan digital dengan model machine learning,” katanya.

Baca juga: Percepat Ekosistem Kendaraan Listrik, PLN Gandeng Grab hingga Hyundai

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com