Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI Ingin Bank Turunkan Suku Bunga Kredit

Kompas.com - 19/11/2020, 15:51 WIB
Fika Nurul Ulya,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengharapkan perbankan bisa menurunkan suku bunga kredit untuk mendorong pemulihan ekonomi.

Pasalnya, BI sudah menurunkan suku bunga BI-7DRR sebanyak 125 basis poin (bps) sepanjang 2020.

Bahkan sejak Juli 2019, bank sentral sudah menurunkan suku bunga acuan 225 basis poin.

"Kami tidak segan-segan mengharapkan bank untuk menurunkan suku bunga kredit," kata Perry dalam jumpa pers pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur bulan November, Kamis (19/11/2020).

Baca juga: Percepat Pemulihan Ekonomi, BI Turunkan Suku Bunga Jadi 3,75 Persen

Perry menuturkan, sudah saatnya bank melihat bahwa kondisi pemulihan ekonomi terus berlanjut.

Industri dan korporasi, utamanya korporasi besar berorientasi ekspor, mulai membaik.

Menurut dia, sudah saatnya bank membangun rasa optimistis untuk menyalurkan kredit.

"Ini penyaluran kredit terus didorong. Sudah saatnya membangun optimisme, meningkatkan ekonomi. Pemerintah, Bank Indonesia, OJK, dan LPS begitu banyak melakukan kebijakan untuk terus menempuh langkah lanjutan," ucap Perry.

Lebih lanjut Perry memaklumi, penurunan suku bunga kredit bank dipengaruhi oleh 3 faktor utama, yakni suku bunga dana (Cost of Fund), biaya administrasi, dan premi risiko kredit.

Namun faktor pertama dan kedua, yakni suku bunga dana dan biaya administrasi, seharusnya tidak menjadi penghalang lantaran BI sudah berkali-kali menurunkan suku bunga acuan.

Penurunan suku bunga bank sentral mampu mendorong penurunan suku bunga pasar uang sehingga mendorong penurunan Cost of Fund.

"Yang kedua adalah biaya administrasi. Dengan adanya Covid-19 dan meningkatnya digitalisasi banking, tentu saja biaya administrasi menurut asesmen kami itu menurun," ungkap Perry.

Baca juga: Sempat Redup, Kini Harga Bitcoin Tembus Rp 282 Juta, Kok Bisa?

Namun, faktor ketiga, yakni persepsi risiko kredit bank sedikit banyak mempengaruhi lambatnya penurunan suku bunga kredit bank.

Risiko ini membuat bank meningkatkan kebutuhan pencadangan dalam bentuk Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN).

Tercatat bank-bank besar tanah Air melaporkan adanya penurunan laba di kuartal III 2020 karena fokus memupuk pencadangan.

"Sejumlah bank meningkatkan kebutuhan pencadangan terhadap risiko kredit tadi. Ini barangkali faktor penyebab mengapa suku bunga kredit turun lambat," tandas Perry.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com