Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menristek: Orang Indonesia Lebih Pilih Merokok Daripada Makan Protein

Kompas.com - 19/11/2020, 18:12 WIB
Ade Miranti Karunia,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro mengungkapkan bahwa masyarakat Indonesia lebih memilih mengonsumsi rokok dibandingkan protein.

Hal ini dia sampaikan dalam kegiatan Jakarta Food Security Summit (JFSS) 2020 yang dihelat secara daring.

"Ternyata Indonesia di ASEAN, konsumsi protein per kapitanya relatif rendah. Konsumsi ayam apalagi sapi di dalam struktur konsumsi masyarakat kita masih di bawah rokok. Jadi, orang Indonesia lebih penting merokok daripada memakan protein dalam bentuk ayam atau daging sapi," ujar Bambang, Kamis (19/11/2020).

Baca juga: Ini Penjelasan Sri Mulyani Soal Perubahan Aturan Perpajakan dalam UU Cipta Kerja

Dengan demikian, Bambang mendorong agar produksi daging ayam serta sapi mesti ditingkatkan lagi.

Asalkan, melihat dari jumlah stok di pasaran dan memastikan harga daging ayam dan sapi tetap terjaga stabil.

"Jadi artinya, perlu kita tingkatkan produktivitas ayam dan sapi sekaligus memastikan suplainya cukup, harganya terjangkau," kata Bambang.

Sebelumnya, akademisi dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Rahmad Pambudi mengatakan, dengan mengonsumsi telur dan ayam bisa mengurangi jumlah anak yang kekurangan gizi alias stunting.

Terlebih, harga telur ayam lebih murah dan terjangkau bagi masyarakat miskin atau golongan kurang mampu.

Bahkan, dia membandingkan harga telur ayam setara dengan dua batang rokok.

Baca juga: Harga Bitcoin Melejit, Ini yang Perlu Diperhatikan Investasi di Cryptocurrency

Rahmad menyebutkan, telur dan daging ayam akan lebih bermanfaat ketimbang masyarakat berpenghasilan rendah mengeluarkan dananya untuk membeli rokok maupun pulsa.

"Sementara rokok dan pulsa itu pengeluarannya imbang dengan pengeluaran ayam dan telur. Kita lihat konsumsi rokok dan konsumsi pulsa itu memang sudah sama dengan konsumsi ayam dan telur secara keseluruhan," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com