Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Mulyani Minta Aset Negara Dioptimalisasi

Kompas.com - 24/11/2020, 12:41 WIB
Mutia Fauzia,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meminta pihak yang bertanggung jawab atas pengelolaan aset negara untuk bisa mengoptimalisasi aset.

Harapannya dengan optimalisasi, aset tersebut bakal menambah penerimaan negara.

Di sisi lain, optimalisasi aset negara ini juga sebagai bentuk tanggung jawab pengelolaan keuangan negara.

Sri Mulyani menjelaskan, keseluruhan jumlah aset negara hingga saat ini mencapai lebih dari Rp 6.000 triliun. sementara Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) sebagai salah satu lembaga penggelola aset milik negara saat ini mengelola 272 aset properti, 2 aset kilang dan kawasan Ciperna. Total aset yang dikelola oleh LMAN mencapai Rp 38,49 triliun.

"Dari aset-aset ini diharapkan akan dikelola sehingga dia menghasilkan penerimaan negara atau manfaat yang maksimal sehingga dia bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, (oleh) perekonomian," kata dia dalam Grand Final The Asset Manager (TAM) 2020 secara virtual, Selasa (24/11/2020).

Baca juga: Diusulkan Jamin Simpanan Lebih dari Rp 2 Miliar, Ini Tanggapan LPS

Sri Mulyani menjelaskan, upaya optimalisasi aset negara tidak seharusnya dilakukan oleh Kementerian Keuangan saja, namun juga dari kementerian/lembaga lain, pemerintah daerah, Badan Layanan Umum (BLU), hingga para Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

"Jadi tema optimalisasi aset negara sesuatu yang harus ada dalam DNA para asset manager. Harus ada sense bahwa mengelola aset anda punya tanggung jawab penting bagaimana mengoptimalkan," ungkapnya.

Di dalam situasi pandemi covid-19 seperti sekarang ini, Sri Mulyani meminta pengelolaan aset dilakukan dengan inovasi dan kreativitas.

Ia menambahkan, perlu ada kolaborasi antar berbagai pihak agar optimalisasi aset negara bisa dilakukan secara maksimal.

"Saya harap di dalam pengelolaan aset sikap tersebut, kolaborasi dan bagaimana menciptakan sharing economic itu juga bisa menjadi sesuatu yang melandasi inovasi dari para asset manager," ujar dia.

Baca juga: Meramu Model Pembelajaran Kewirausahaan yang Ideal

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com