BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Sido Muncul

Gandeng Ignasius Jonan sebagai Komisaris Independen, Sido Muncul Berharap Terobosan Besar

Kompas.com - 26/11/2020, 10:17 WIB
Erlangga Satya Darmawan,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (Sido Muncul) menunjuk mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) periode 2016-2019 Ignasius Jonan sebagai Komisaris Independen baru di Jakarta, Rabu (25/11/2020).

Keputusan ini disampaikan usai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). Menurut Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat, terpilihnya Jonan dikarenakan faktor pengalaman yang dimilikinya.

“Dia punya pengalaman bekerja di perusahaan internasional. Terlebih, saya cocok dengan dia,” ujar Irwan dalam konferensi pers yang diadakan di Graha CIMB Niaga, Jakarta, Rabu.

Irwan menambahkan, kehadiran mantan menteri Presiden Joko Widodo tersebut diharapkan mampu membawa terobosan besar bagi perusahaan jamu yang sudah berdiri sejak 1951 ini.

“Kami berharap dengan ide yang dia miliki, mampu membawa perusahaan ini lebih baik. Seperti di PT Kereta Api Indonesia, dia kan punya terobosan spektakuler di sana,” jelas Irwan.

Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) KOMPAS.com/Erlangga Satya Darmawan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB)

Tidak hanya Jonan, produsen jamu terbesar Indonesia ini juga menunjuk Young-Taeg Park selaku Chairman/Managing Partner dari Affinity Equity Partners di posisi yang sama untuk menggantikan posisi Ronnie Behar yang mengundurkan diri dengan alasan keluarga.

Dengan penunjukan Young Taeg-Park ini, Sido Muncul berharap jaringan perdagangan internasional mereka bisa terbuka lebih luas dari sebelumnya.

“Dia kan perusahaannya ada di Hongkong dan Korea (Selatan). (Perusahaan) Affinity ini bisa memberikan ide dan masukan kepada Sido Muncul karena network internasionalnya,” ucap Irwan.

Museum jamu dan pusat penelitian

Selain penggantian posisi komisaris, Sido Muncul juga mengumumkan rencana pembangunan proyek museum jamu dan pusat penelitian. Kedua proyek tersebut akan mulai dibangun pada Januari 2021.

Nantinya, museum jamu tersebut akan memuat informasi seputar jamu, mulai dari proses pembuatan hingga sejarah kemunculannya.

Sementara, untuk pusat penelitian, Irwan mengatakan, tempat tersebut difungsikan untuk mempelajari berbagai hal mengenai tanaman obat dan buah.

Desain pusat penelitian Sido Muncul Dok. Sido Muncul Desain pusat penelitian Sido Muncul

“Risetnya dimulai dengan proses pembibitan. Sebagai contoh, beli durian di Indonesia kan harus milih dulu agar dapat yang enak. Beda dengan Malaysia dan Singapura, tidak perlu milih sudah enak semua. Kok bisa seperti ini dan penyebabnya apa (harus dicari),” jelas Irwan.

Pihak Sido Muncul juga akan membuka ruang kerja sama dengan berbagai universitas untuk berpartisipasi dalam penelitian yang akan dibuat.

“Butuh bantuan orang hebat dan saya punya banyak relasi dengan universitas. Kalau saya sendiri kan tidak bisa apa-apa, tapi saya ini punya ide apa-apa,” kata irwan.

Lebih lanjut, kata dia, kerja sama dengan universitas tersebut sekaligus dijadikan upaya untuk membantu anak muda yang memiliki potensi.

Sebagai informasi, fasilitas pusat penelitian milik Sido Muncul akan menjadi wadah mereka untuk mengembangkan kemampuan.

“Indonesia ini banyak orang hebat, tapi sedikit sekali yang memiliki akses untuk bisa memaksimalkan potensinya. Karena itu, kami ingin memfasilitasi orang-orang hebat ini,” tambah Irwan.

Rencananya, museum jamu dan pusat penelitian tersebut akan dibangun dalam satu kompleks dengan pabrik Sido Muncul di Semarang, Jawa tengah.

Adapun biaya yang dibutuhkan untuk proyek tersebut diperkirakan mencapai Rp 350 miliar.


komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com