Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Isu Credit Crunch Hilang, BI Yakin Kredit Bank Bisa Tumbuh 7-9 Persen

Kompas.com - 07/12/2020, 12:00 WIB
Fika Nurul Ulya,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo mengatakan sentimen positif investor terhadap perekonomian Indonesia sudah membaik, meski belum senormal sebelum pandemi Covid-19.

Membaiknya sentimen membuat isu credit crunch hilang. Credit crunch bisa diartikan sebagai keengganan bank menyalurkan kredit karena tidak ada permintaan.

"Tentunya isu credit crunch hilang, tentunya kita lihat kredit bank akan kembali tumbuh di kisaran 7-9 persen (tahun 2021) dari perkiraan kita di 2020 yang tumbuh kecil," kata Dody dalam webinar Outlook Ekonomi Moneter dan Keuangan Digital 2021, Senin (7/12/2020).

Berdasarkan data OJK, kredit pada September 2020 hanya timbuh sebesar 0,12 persen secara tahunan (year on year/yoy). Pertumbuhan kredit menurun signifikan dibanding Maret 2020 sebesar 7,95 persen.

Baca juga: Pemerintah Gelontorkan Rp 637 Miliar untuk Pengadaan 3,1 Juta Dosis Vaksin Covid-19

BI bahkan memprediksi, kredit hanya tumbuh 2 persen sepanjang 2020.

"(Kredit tumbuh) hanya 2 persen untuk keseluruhan tahun. Sementara DPK tahun 2021 masih akan meningkat besar seiring dengan ample-nya likuiditas," ungkap Dody.

Lebih lanjut dia menuturkan, momentum pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19 perlu didorong dengan memperkuat sinergi dengan pihak yang ada.

Setidaknya ada 5 kebijakan yang dilakukan, yaitu membuka 6 sektor produktif dengan prioritas tertinggi, antara lain sektor makanan minuman, tanaman perkebunan, industri kimia, kehutanan, tanaman hortikultura, dan pertambangan bijih logam. 

Baca juga: Bitcoin Tembus Rp 270 Juta, Sentuh Level Tertinggi Selama 2 Tahun Terakhir

Sektor-sektor tersebut memberikan kontribusi terbesar pada pertumbuhan ekonomi dan ekspor. Disusul dengan membuka 15 sektor prioritas kedua, antara lain pengolahan tembakau, tanaman pangan, peternakan, real estate, komunikasi, industri TPT, industri barang dari logam, dan industri logam dasar.

Kemudian, pemerintah perlu mempercepat stimulus fiskal, utamanya bantuan sosial tunai (cash trabsfer), meningkatkan permintaan dan penawaran kredit, melanjutkan stimulus moneter dan makroprudensial oleh bank sentral, serta mempercepat digitalisasi untuk ekonomi khususnya pertumbuhan UMKM.

"Sisi pertumbuhan ekonomi dan stabilitas akan kita dorong bersama. Tentunya akan membawa stabilitas yang terjaga dan membuat ekonomi membaik. Tapi perlu necessary condition, dengan vaksin dan disiplin protokol kesehatan," pungkas Dody.

Baca juga: Batal Liburan Akhir Tahun, Ini Cara Mengalihkan Dananya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com