JAKARTA, KOMPAS.com - Vice President Pertamina Energy Institute, Hery Haerudin, mengatakan, Pertamina telah mulai merambah sektor ketenagalistrikan sejak tahun 1980-an.
Ia mengatakan, masuknya perusahaan pelat merah itu ke dalam sektor jasa tenaga listrik ditandai dengan pengoperasian pembangkit listrik tenaga biothermal.
"Pertamina itu bukan akan, tapi sudah lama bisnis listrik. Bahkan pembangkit listrik dengan tenaga biothermal dimiliki Pertamina sejak tahun 80-an, 84 atau 87, jadi bukan bisnis baru," ujarnya dalam seminar virtual, Selasa (8/12/2020).
Baca juga: Kini, Nasabah Danamon Bisa Belanja Emas Lewat Lakuemas
Lebi lanjut, Hery menjelaskan, Pertamina juga memiliki subholding yang fokus dalam industri ketenagalistrikan, yakni Pertamina Power Indonesia.
Ke depan, Pertamina juga turut aktif membantu merealisasikan program pemerintah untuk meningkatkan bauran energi baru terbarukan (EBT) terhadap energi primer, yang sebagian besar akan digunakan industri ketenagalistrikan.
Komitmen tersebut ditunjukan dengan tergabungnya Pertamina ke dalam sub holding baterai BUMN.
"Jadi ekosistem baterai dikembangkan sama-sama dengan MIND ID dan PLN dari hulu ke hilir," ucapnya.
Sebagai informasi, Pertamina Energy Institute menyatakan, kebutuhan listrik akan terus tumbuh setiap tahunnya. Hasil studi menyebutkan, kebutuhan listrik berpotensi tumbuh 4,5 persen setiap tahun.
Baca juga: Ini Alasan RI Pilih Calon Vaksin Covid-19 Buatan Sinovac
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.