Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri PPN: Pandemi Menyadarkan Kita bahwa Sistem Kesehatan Indonesia Rentan

Kompas.com - 09/12/2020, 12:32 WIB
Fika Nurul Ulya,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas, Suharso Monoarfa mengatakan, pandemi Covid-19 telah menyadarkan semua pihak terkait hal yang sangat penting.

"Pandemi Covid-19 menyadarkan kita, sistem kesehatan Indonesia masih rentan terhadap goncangan pandemi," kata Suharso dalam seminar internasional Bisnis, Ilmu Pengetahuan, dan Teknologi INDEF secara virtual, Rabu (9/12/2020).

Suharso menuturkan, rentannya sistem kesehatan di RI menyadarkan pemerintah untuk segera berbenah. Pemerintah perlu meningkatkan fasilitas kesehatan, antara lain memperbanyak rumah sakit rujukan maupun memenuhi kebutuhan atau kapasitas laboratorium.

Pemerintah pun mesti meningkatkan penanganan pasien dan terus memberikan dukungan distribusi APD maupun alat kesehatan bagi tenaga medis.

Baca juga: Pandemi Menjadi Katalis Transformasi Digital di Perbankan

Namun di saat bersamaan, pengolahan limbah medis perlu perhatian lebih serius, agar tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.

"Ada tantangan baru dengan adanya peningkatan sampah medis maupun nonmedis, seperti masker, APD bekas, dan alat-alat medis lainnya. Ini perlu jadi perhatian kita," ungkap Suharso.

Lebih lanjut dia bilang, pandemi Covid-19 telah menjadi momentum bangsa dalam menjalankan pembangunan Indonesia yg lebih baik, yakni pembangunan berkelanjutan.

Menurutnya, pembangunan ekonomi jangka panjang pasca Covid-19 harus didesain ulang agar dapat memberikan basis ekonomi yang kokoh, menjamin kesehatan yang baik, menciptakan lapangan kerja, sekaligus membangun masyarakat yang tangguh di masa mendatang.

"Untuk mewujudkan pemulihan pembangunan yang lebih baik, diperlukan kerja sama dan kolaborasi yang kuat dari seluruh pemangku kepentingan, tidak hanya pemerintah pusat dan daerah, tapi juga aktor pembangunan daerah, filantropi, pelaku usaha, akademisi, pakar, dan organisasi masyarakat," pungkasnya.

Baca juga: Ketika Jusuf Kalla Singgung Pengusaha Terkaya RI Berbisnis Rokok

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com