Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Trading House Australia Jembatani Produsen Dongkrak Ekspor ke Negeri Kanguru

Kompas.com - 09/12/2020, 14:57 WIB
Elsa Catriana,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia dan Australia setuju meningkatkan nilai perdagangan dengan melakukan ratifikasi perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (IA-CEPA).

Melalui kesepakatan itu, kedua negara sepakat menghapuskan sebagian besar tarif perdagangan dan secara efektif.

Tujuannya untuk meningkatkan perdagangan bilateral yang pada tahun 2019 bernilai 7,8 miliar dollar AS atau sekitar Rp 78 triliun.

Baca juga: Kini, Belanja di Lazada Bisa Bayar Pakai OVO

Salah satu terobosan untuk mendongkrak ekspor Indonesia ke negeri kanguru itu adalah dengan hadirnya Indonesia Trading House Australia (ITHA).

"Kami menjembatani para pengusaha domestik, untuk mempercepat peluang perdagangan komersial dan investasi antara Indonesia dan Australia, terutama di bawah skema Indonesia Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA CEPA)," ujar CEO ITHA Yongki Susilo, Rabu (9/12/2020).

Yongki menjelaskan, Indonesia Trading House Australia adalah perusahaan terbatas terdaftar di Australia, yang dibentuk pada September 2020 sebagai satu-satunya mitra dari Indonesia Chamber of Commerce and Industry (KADIN) Indonesia Trading House.

"Jadi keberadaan kami untuk membantu perusahaan dan UMKM kita dalam menjajakan produknya ke Australia. Ini untuk mendongkrak ekspor kita ke luar negeri apalagi di masa pandemi global yang masih melanda dunia saat ini," jelas dia.

Yongki menambahkan, dengan fokus pada pasar Australia dan Oseania, ITHA akan mengkurasi Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) yang siap ekspor dan mengundang calon importir untuk mengimpor produk siap.

Baca juga: Bio Farma Belum Pastikan Vaksin Sinovac Aman Bagi Lansia di Atas 60 Tahun

Berbagai sektor usaha tersebut seperti Produk Makanan & Minuman, Produk khas (Rempah-rempah, Kopi, Teh, dan Makanan Laut), Produk Merek Artisan (Fashion, Sepatu, Furnitur, dan Kerajinan), dan Produk terdaftar GI (Indikasi Geografis).

"Kita harus memanfaatkan kesempatan penghapusan tarif ini sebagai keunggulan. Jangan sampai dilewatkan dan kita hanya jadi konsumen saja," kata Yongki.

Dari data sebelumnya, ekspor-impor antara Australia dan Indonesia pada tahun 2019 menunjukkan Australia fokus di produk ternak senilai 479 juta dollar AS, sereal 214 juta dollar AS, buah-buahan 79 juta dollar AS, dan sayuran 17 juta dollar AS.

Sedangkan ekspor Indonesia ke Australia meliputi produk kayu senilai 179 juta dollar AS, bubuk kertas dan kertas 89 juta dollar AS, sepatu 73 juta dollar AS, serta pakaian 66 juta dollar AS.

Sementara itu, Menteri Perdagangan RI Agus Suparmanto menyebutkan, momentum IA-CEPA ini diharapkan bisa menjaga kelangsungan perdagangan dan daya saing pengusaha Indonesia.

"Seluruh produk ekspor Indonesia ke Australia dihapuskan tarif bea masuknya. Untuk itu tarif preferensi IA-CEPA ini harus dimanfaatkan secara maksimal oleh para pelaku usaha Indonesia agar ekspor Indonesia meningkat," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com