Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Tips agar UMKM Bisa Bertahan di Kala Resesi

Kompas.com - 14/12/2020, 06:06 WIB
Erlangga Djumena

Editor

KOMPAS.com - Dengan adanya Pandemi Covid-19 di Indonesia pada Maret 2020 lalu, sejak saat itu diambil berbagai kebijakan yang membatasi aktivitas masyarakat di luar.

Tentu hal tersebut berdampak pada kegiatan ekonomi yang berjalan hingga kini yang mengakibatkan resesi.

Menurut Perencanaan Keuangan Finansialku Yosephine Tyas, resesi adalah kondisi ketika produk domestik bruto (PDB) menurun, atau ketika pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal atau lebih dalam satu tahun.

Jika Anda pelaku UMKM yang bersifat offline, tentu merasakan penurunan omzet yang drastis hingga sedikit sekali konsumen yang datang berkunjung.

Oleh karena itu, berikut akan dijelaskan hal-hal penting yang harus dipahami bagi pelaku UMKM ketika menghadapi resesi.

Dampak resesi

Dampak resesi dirasakan oleh semua usaha, baik besar maupun kecil, karena kegiatan ekonomi saling berkaitan satu sama lain.

Perlu dipahami, UMKM adalah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Artinya, pelaku UMKM pasti merasakan dampaknya, yaitu penurunan penjualan/permintaan, harus melakukan pemotongan biaya Sumber Daya Masyarakat (SDM) yang bersifat besar, dan biaya lainnya.

“Namun, karena sebagian besar UMKM merupakan home industry yang bersifat fleksibel. Sejumlah UMKM memiliki kemampuan untuk menyesuaikan dengan kondisi yang terjadi,” jelas Yosephine.

Baca juga: Intip Tiga Tips Bisnis Tetap Untung di Tengah Pandemi dan Resesi

Peran UMKM

Yosephine mengatakan, UMKM memiliki peran yang besar dalam perekonomian Indonesia. Bahkan bisa dikatakan, UMKM adalah salah satu penggerak ekonomi negeri.

Itulah kenapa segala dukungan terhadap UMKM sangat diperlukan, mulai dari kebijakan, pendanaan, edukasi, dan literasi keuangan, agar UMKM bisa semakin berkembang.

UMKM harus mampu bertahan di kala pandemi, mampu meningkatkan peluang kerja atau menciptakan lapangan pekerjaan di kala banyak yang terkena PHK.

Selain itu, UMKM harus mampu mendorong perekonomian dengan memproduksi barang yang menjadi kebutuhan masyarakat di kala pandemi. Dengan relatif harga produk UMKM yang terjangkau, juga membantu masyarakat sekitarnya meningkatkan daya beli.

Bahkan dengan sistem penjualan online UMKM, bisa mendistribusikan barangnya ke berbagai daerah. Tidak sedikit juga yang bisa mengeskport produknya ke luar negeri, sehingga menambah devisa negara.

Baca juga: Bos LPS Sebut Indonesia Sudah Keluar dari Resesi, Kok Bisa?

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com