Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hindari "Titik Buta" Ini Ketika Mengelola Keuangan

Kompas.com - 14/12/2020, 09:04 WIB
Fika Nurul Ulya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber CNBC

JAKARTA, KOMPAS.com - Masa pandemi Covid-19 membuat semua orang lebih hati-hati dalam mengelola keuangannya. Namun dalam hal ini, kebanyakan orang ragu apakah mereka sudah mengelolanya dengan benar.

Tetapi tentu saja, mengelola uang tidak ada yang bisa disebut salah. Menurut Morgan Housel, seorang pakar keuangan dan penulis buku "The Psychology of Money", orang yang menabung sedikit akan lebih baik ketimbang yang membelanjakannya.

Mengelola uang bisa dilakukan secara berbeda-beda oleh banyak orang. Karena mengelola aset dan rencana keuangan akan bergantung pada lingkungan, di mana tumbuhnya, bagaimana mereka dibesarkan, dan bagaimana pengalamannya.

Baca juga: Simak Tips Mengelola Keuangan agar Bisa Bertahan di Tengah Pandemi

Hal tersebut juga bergantung bagaimana kondisi ekonomi negara saat mereka dibesarkan. Bagaimana pandangannya terhadap inflasi dan bagaimana pandangannya terhadap krisis.

Terlepas dari itu, kita semua punya titik buta (blind spot) saat mengelola keuangan. Untuk itu Housel menyarankanmu untuk menghindari titik-titik buta ini agar mengelola keuangan menjadi lebih baik. Tentu saja, mencegah penyesalan di masa mendatang.

1. Kamu berubah, begitupun rencana keuanganmu

Kamu pasti menginginkan hal yang berbeda saat usia memasuki 20 tahun, 30 tahun, dan 60 tahun. Realitas di usia tersebut dapat membuat perencanaan keuangan jangka panjang menjadi lebih sulit.

Sebut saja ada satu peristiwa yang terjadi dalam kehidupan, seperti memiliki anak, dapat mengubah definisimu tentang tujuan keuanganmu.

Jadi saat berubah, tujuan keuanganmu juga akan berubah.

“Sering kali, bukan karena rencana keuanganmu yang gagal. Hanya saja kamu adalah orang yang berbeda dari 10 tahun yang lalu," kata Morgan Housel mengutip CNBC, Senin (14/12/2020).

Untuk memastikan kebiasaan keuanganmu sudah berubah, penting rasanya menilai kembali tingkat tabungan dan pengeluaranmu secara berkala.

Untuk menghindari penyesalan di kemudian hari, yang terbaik adalah menghindari hal-hal ekstrem, seperti kurang menabung sehingga tidak punya dana cadangan. Jika tidak punya, akibatnya akan memaksamu mengambil tindakan dramatis di kemudian hari agar bisa mengejar ketertinggalan.

2. Bergaya sesuai kantong

Kehidupan orang kaya kerap menjadi acuan bagi sebagian orang. Akibatnya, orang miskin ingin menjalani gaya hidup serupa orang kaya, padahal kantong tidak mendukung.

Fenomena itu mendorong seseorang untuk mengambil lebih banyak hutang, membeli barang-barang yang mereka pikir seharusnya mereka miliki. Misalnya rumah yang lebih besar, mobil yang lebih mewah, dan pendidikan sekolah bergengsi untuk anak-anak mereka.

Asal tahu saja, harapan gaya hidup orang-orang terus meningkat, sebagian besar didorong oleh media sosial seperti Instagram. Media sosial ini cenderung menciptakan sensasi bahwa kamu sudah jauh tertinggal dengan yang lain.

Ingat saja, dengan membelanjakan uang untuk mengimbangi kehidupan orang kaya, kamu akan kehilangan kesempatan membangun kekayaan sejatimu.

Baca juga: Catat, Ini Tips Mengelola Keuangan Saat Resesi

Halaman:
Sumber CNBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com