Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Raksasa Baja China Akan Bangun Pabrik di Indonesia

Kompas.com - 14/12/2020, 15:32 WIB
Muhammad Idris

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Raksasa baja asal China, Nanjing Nangang Iron & Steel United Co (Nangang), berencana membangun pabrik di Indonesia. Jika terealisasi, modal yang ditanamkan Nangang akan menjadi salah satu investasi yang terbesar yang masuk ke Indonesia.

Dilansir dari Mysteel, Senin (14/12/2020), Nanjing Nangang Iron & Steel United Co akan membangun pabrik baja pertamanya di Indonesia dengan kapasitas 2,6 juta ton per tahun.

Pasar baja Indonesia terbilang masih sangat besar dan berpeluang dimasuki perusahaan baja China dengan membangun pabriknya langsung di negara ini.

Indonesia juga selama ini jadi salah satu importir baja dari China. Beberapa kali produk baja asal China terkena aturan dumping di Tanah Air.

Baca juga: Kepala BKPM: China Ini Negara yang Ngeri-ngeri Sedap

Selain pasar yang besar, Indonesia juga dilirik produsen baja asing karena ketersediaan bahan baku yang cukup melimpah, terutama karena besarnya pertambangan batu bara di Indonesia. Batu bara menjadi bahan baku penting dalam industri baja. 

"Karena ukuran kapasitas kami yang besar, permintaan yang besar, tetapi persediaan kokas (batu bara untuk peleburan baja) menurun karena skema pengurangan kapasitas di China," kata salah satu pejabat Nangang seperti dikutip dari Mysteel.

Lokasi Indonesia yang dekat dengan Australia juga jadi alasannya. Mengingat Indonesia bisa jadi batu loncatan perusahaan untuk mengeksor lebih banyak baja ke Negeri Kanguru tersebut.

Nangang sendiri merupakan salah satu perusahaan batu bara terbesar di China. Perusahaan ini bermarkas di Jiangsu, China bagian Timur.

Baca juga: Ini Beda Investor China Dibanding Jepang di Mata Kepala BKPM

Nangang melirik Morowali sebagai calon pabrik barunya di Indonesia. Pembangunan pabrik baja ini diperkirakan akan menelan dana sekitar 383,5 juta dollar AS.

Pabrik ini akan mencakup 4 fasilitas tungku peleburan yang pembangunannya akan memakan waktu sekitar 18 bulan. Tetapi kapan konstruksi pembangunan pabrik dimulai, belum ada pernyataan resmi dari perusahaan.

Untuk mempercepat realisasi pabrik di Indonesia, Nangang menggandeng perusahaan China yang sudah lebih dulu berinvestasi di Morowali, yakni Tsingshan Group.

Tsingshan Group merupakan perusahaan China yang sudah membangun fasilitas smelter di Indonesia dan ikut membangun kawasan Morowali Industrial Park.

Baca juga: Perusahaan China Rayu Freeport Bangun Smelter di Halmahera

Kedua perusahaan membentuk perusahaan patungan bernama PT Kinrui New Energy Technologies Indonesia. Nangang memegang porsi saham sebesar 78 persen, sisanya dimiliki Tsingshan.

Sebelumnya, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, mengungkapkan salah alasan kenapa nilai investasi China yang masuk ke Indonesia sangat tinggi sejak beberapa tahun terakhir.

Nilai investasi asal Negeri Tirai Bambu itu bahkan sudah sejak beberapa tahun lalu menyalip Jepang. Kata dia, ada beberapa perbedaan yang mencolok antara investor dari kedua negara tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com