Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenhub Luncurkan Si Tol Laut, Aplikasi Lacak Pergerakan Barang dari Suplier ke Reseller

Kompas.com - 15/12/2020, 15:27 WIB
Ade Miranti Karunia,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Ditjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Antoni Arif Priadi mengatakan, Kemenhub telah mengembangkan fungsi aplikasi Si Tol Laut.

Dengan aplikasi ini, bisa diketahui posisi pergerakan kapal yang mengangkut muatan barang pesanan hingga ke tangan penerima (reseller).

Selain itu, aplikasi tersebut juga bisa mengecek harga barang.

Baca juga: Kemendag Klaim Tol Laut Pangkas Harga Kebutuhan Pokok hingga 30 Persen

"Pada progress pengembangannya aplikasi Si Tol Laut merupakan aplikasi yang dibangun guna menunjang kegiatan barang dan kena. Pada Si Tol Laut, pergerakan barang dari suplier hingga ke reseller dapat terlacak," kata Antoni melalui tayangan Youtube Kementerian Perhubungan, Selasa (15/12/2020).

"Juga aplikasi ini dapat melihat pergerakan kapal dan monitoring aktivitas serta harga di lapangan," lanjut dia.

Dalam peluncuran aplikasi Si Tol Laut hari ini, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengenakan topi khas asal Papua, yakni Mahkota Kasuari.

Alasan dipilihnya topi tersebut menurut dia karena Papua merupakan lintasan Tol Laut.

"Tadi saya kaget blangkon Bali saya bilang, enggak ada tol laut di Bali. Kemudian, saya cari yang Papua. Supaya kita ingat bawa barang ke Papua, lalu ke Papua yang di atas masuk melalui sungai-sungai," ujar Budi Karya.

Baca juga: Lewat Tol Laut, 16 Kontainer Beras Dikirim dari Marauke ke Surabaya

"Jadi, pelambang-pelambang yang kita berikan itu juga saya harapkan dilakukan dengan baik," lanjut dia.

Budi Karya mengatakan, pemerintah berharap aplikasi Si Tol Laut dapat mendorong hasil bumi bagian Indonesia timur yang akan diangkut serta dibawa oleh kapal milik Kemenhub, yakni Pelindo II atau Pelindo III.

"Sehingga teman-teman kita yang berada di Jawa bisa mengonsumsi barang kita yang ada di Indonesia bagian timur," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com