Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Bank Syariah BUMN Akan Merger, Ini Kata Gubernur BI

Kompas.com - 17/12/2020, 16:10 WIB
Fika Nurul Ulya,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tiga bank syariah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tengah melangsungkan proses merger (penggabungan).

Ketiga bank tersebut, adalah Bank BRI Syariah, Bank BNI Syariah, dan Bank Syariah Mandiri.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyebut, mergernya ketiga bank tersebut mampu menumbuhkan ekonomi syariah di Indonesia sekaligus menciptakan rantai produk halal di dalam negeri.

Baca juga: Meski Merger, Operasional 3 Bank Syariah BUMN Tetap Seperti Biasanya

Untuk itu, bank sentral menyambut baik inisiatif pemerintah yang melanggenggkan terjadinya merger.

"Tentu saja BI menyambut gembira merger bank syariah, karena sebagaimana diketahui BI sangat mendukung pengembangan ekonomi dan keuangan syariah," kata Perry dalam konferensi pers pengumuman RDG Desember secara virtual, Kamis (17/11/2020).

Perry menyebut, Bank Syariah Indonesia yang digadang-gadang menjadi top 10 bank syariah dunia akan memperbesar kapasitas keuangan syariah di Indonesia.

Selain sejalan dengan pengembangan ekonomi dan keuangan syariah yang disusun oleh Komite Nasional Ekonomi Keuangan Syariah (KNEKS), mergernya bank syariah akan mendukung berbagai inisiatif yang telah dikeluarkan BI selama ini.

"BI telah lakukan mengeluarkan kebijakan moneter dan makroprudensial di bidang syariah. Bukan hanya menerbitkan sukuk BI untuk operasi moneter syariah, tapi juga memperluas pasar uang syariah melalui berbagai instrumen," ucap Perry.

Baca juga: Bank Syariah BUMN Mau Merger, Bos BTN Bakal Temui Erick Thohir Tahun Depan

Munculnya bank syariah dengan aset yang tembus mencapai Rp 214,6 triliun bisa menaikkan peringkat ekonomi keuangan syariah RI di mata dunia.

Berdasarkan data The State of Global Islamic Indicator Report 2020/2021 yang baru dirilis November ini, ekonomi syariah Indonesia berhasil masuk ke peringkat keempat. 

Peringkat tersebut meningkat dari peringkat ke-5 pada tahun 2019 dan peringkat 10 besar pada tahun 2018.

Indonesia masuk dalam 10 besar di semua kategori, meliputi makanan dan minuman halal, pariwisata ramah muslim, media dan rekreasi bertema islami, obat-obatan dan kosmetik halal, serta keuangan syariah.

"Upaya-upaya ini Insya Allah akan semakin berkembang. Tentu saja BI akan terus melakukan komunikasi dan kampanye ekonomi keuangan syariah melalui 3 kali festival ekonomi syariah di tingkat wilayah dan event berstandar nasional maupun internasional," pungkas Perry.

Baca juga: Ini Nama Baru Hasil Merger 3 Bank Syariah BUMN

Sebagai informasi, merger tiga bank syariah rencananya rampung pada Februari 2021.

Bank hasil penggabungan akan memiliki aset mencapai Rp 214,6 triliun dengan modal inti lebih dari Rp 20,4 triliun.

Jumlah aset dan modal inti tersebut menempatkan Bank Hasil Penggabungan dalam daftar 10 besar bank terbesar di Indonesia dari sisi aset, dan TOP 10 bank syariah terbesar di dunia dari sisi kapitalisasi pasar dalam 5 tahun ke depan.

Bank hasil penggabungan akan tetap berstatus sebagai perusahaan terbuka dan tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan ticker code BRIS.

Komposisi pemegang saham pada Bank Hasil Penggabungan adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) 51,2 persen, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BNI) 25,0 persen, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) 17,4 persen, DPLK BRI - Saham Syariah 2 persen dan publik 4,4 persen.

Struktur pemegang saham tersebut adalah berdasarkan perhitungan valuasi dari masing-masing bank peserta penggabungan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com