Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil Sritex, Perusahaan Solo Pemasok Tas Kain Bansos di Kemensos

Kompas.com - 21/12/2020, 15:10 WIB
Muhammad Idris

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus dugaan korupsi dana Bantuan Sosial (Bansos) oleh Menteri Sosial Juliari Batubara memasuki babak baru. Nama PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex sebagai ikut disebut-sebut sebagai perusahaan pembuat tas kain untuk kemasan paket sembako.

Sritex sendiri merupakan perusahaan milik Keluarga Lukminto. Saat ini, tampuk kepemimpinan perusahaan yang berbasis di Kabupaten Sukoharjo ini dipegang oleh Iwan Lukminto yang merupakan generasi kedua. 

Dikutip dari Forbes, Senin (21/12/2020) Iwan Lukminto yang juga Presiden Direktur Sritex ini dinobatkan sebagai orang terkaya di Indonesia di urutan ke-49. Forbes mencatat jumlah kekayaan pria berusia 45 tahun ini sebesar 515 juta dollar AS atau sekitar Rp 7,3 triliun (kurs Rp 14.175).

Sementara dilihat dari laman resmi Bursa Efek Indonesia (BEI), Sritex sudah mencatatkan diri sebagai perusahaan publik sejak 17 Juni 2013 dengan kode emiten SRIL.

Baca juga: Bakal Jadi Wali Kota Solo, Berapa Kekayaan Gibran?

Perusahaan ini bergerak di ndustri tekstil dan produk tekstil terpadu. Bahkan saat ini Sritex tercatat sebagai perusahaan tekstil terbesar di Indonesia.

Sebanyak 59 persen sahamnya atau pengendali saham dikuasai PT Huddleston Indonesia yang terafiliasi dengan Keluarga Lukminto. Sementara kepemilikan publik tercatat sebesar 40 persen.

Sritex awalnya bermula dari usaha kios kecil bernama UD Sri Rejeki di Pasar Klewer, Solo yang didirikan oleh Almarhum Ie Djie Shien atau Muhammad Lukminto pada 1966.

Usahanya Muhammad Lukminto terus berkembang hingga bisa mendirikan pabrik tekstil. Saking besarnya skala bisnisnya, Sritex menjadi perusahaan yang banyak menopang ekonomi Kabupaten Sukoharjo.

Baca juga: Ini Jenis Bansos Warga Miskin di Kasus Korupsi Mensos Juliari Batubara

Dari tahun ke tahun, perusahaan semakin berkembang pesat. Fasilitas produksinya terus bertambah.

Pabriknya yang berada di Jalan Samanhudi Kabupaten Sukoharjo bahkan terbilang sangat luas. Produksi pabriknya mencakup hulu dan hilir industri tekstil antara lain rayon, katun, dan poliester, kain mentah, bahan jadi, hingga pakaian jadi.

Di Jakarta, Sritex juga memiliki kantor yang cukup besar yakni berada di Jalan Wahid Hasyim Nomor 147, Jakarta Pusat.

Empat lini bisnis utama perusahaan sejak 2018 adalah pemintalan dengan kapasitas produksi 1,1 juta bal benang per tahun, penenunan dengan produksi 180 ribu meter per tahun.

Kemudian lini bisnis pencelupan dan pencetakan dengan kapasitas produksi 240 juta yard per tahun, serta garman sebanyak 28 juta pieces pakaian jadi per tahun.

Baca juga: Mensos Jadi Tersangka Suap Rp 17 Miliar, Berapa Anggaran Bansos Covid-19?

Sritex juga dipercaya NATO sebagai salah satu pemasok seragam militernya. Saat pandemi Covid-19 melanda, perusahaan bergerak cepat menangkap peluang bisnis dengan memproduksi jutaan masker.

Mengutip laporan keuangan yang dirilis perusahaan, Sritex pada 31 Desember 2019 lalu mencatatkan penjualan sebesar 1,181 miliar dollar AS atau mengalami kenaikan dibandingkan pada periode yang sama tahun 2018 sebesar 1,033 miliar dollar AS.

Sritex dalam laporan keuangan konsolidasi 2019 yang sudah diadit membukukan keuntungan sebesar 87,65 juta dollar AS.

Dari sisi aset, aset Sritex per 31 Desember 2019 adalah sebesar 1,559 miliar dollar AS atau mengalami kenaikan dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 1,364 miliar dollar AS.

Baca juga: Total Kekayaan Mensos Juliari yang Jadi Tersangka Suap Bansos Covid-19

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com