Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah China Mau Paksa Ant Group Divestasi Saham di Sektor Keuangan

Kompas.com - 01/01/2021, 10:05 WIB
Fika Nurul Ulya,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

Sumber Bloomberg

BEIJING, KOMPAS.com - Pemerintah China dikabarkan tengah berencana memaksa Ant Group Co. untuk mendivestasi alias melepaskan sebagian sahamnya di beberapa perusahaan keuangan.

Pemaksaan ini dilakukan agar Ant tidak bisa mengekang atau berpengaruh pada perusahaan di sektor-sektor krusial tersebut.

Mengutip Bloomberg, Jumat (1/1/2021), rencana tersebut akan mendorong Ant untuk menjual sebagian saham minoritasnya dalam operasi bisnis keuangan, termasuk perbankan.

Baca juga: Iuran BPJS Kesehatan Kelas III Naik Hari Ini, Berikut Rinciannya

Menurut seorang sumber yang tidak ingin disebutkan namanya, cara ini merupakan upaya regulator/badan pengawas untuk mengatur rencana pembetukan holding perusahaan finansial Ant.

Sebetulnya, total investasi Ant dalam sektor keuangan tidak melebihi batas ketentuan saat ini, yakni sebesar 15 persen dari aset bersihnya.

Jika tidak melebihi 15 persen, aset tersebut seharusnya tidak perlu dijual. Kendati demikian, penjualan saham bisa tetap dilakukan jika peraturan semakin ketat.

Tercatat Ant memiliki saham minoritas di Bank of China dan 30 persen saham di layanan pemberi pinjaman online, MYBank.

Sebagai informasi, pada November lalu, regulator di China menangguhkan pencatatan saham perdana (initial public offering/IPO) Ant Group di bursa Shanghai dan Hong Kong.

Baca juga: Jamin Prinsip Kehati-hatian, Kemenkop UKM Beberkan Proses Penyaluran BLT UMKM

Keputusan penangguhan ini muncul bebebapa hari sebelum perusahaan seharusnya go public.

Karena penundaan, pencatatan yang digadang-gadang menjadi IPO terbesar di dunia itu pupus.

Teranyar, Ant berencana membuat perusahaan induk (holding) untuk menampung manajemen kekayaan, pinjaman konsumen, asuransi, dan layanan pembayaran.

Dengan model bisnis seperti ini, Ant mungkin saja bakal dikenakan pembatasan modal yang lebih banyak, bahkan harus mendivestasikan sahamnya di sektor keuangan jika aturan semakin diperketat.

Teranyar, raksasa teknologi ini dipanggil bank sentral dan regulator untuk merombak rencana bisnis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Bloomberg
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com