Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dinilai Masih Menjanjikan, Investor Kawakan Dunia Mulai Terjun ke Bitcoin

Kompas.com - 05/01/2021, 12:39 WIB
Fika Nurul Ulya,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

Sumber CNN

NEWYORK, KOMPAS.com - Harga bitcoin naik lebih dari empat kali lipat pada tahun 2020 dan melonjak ke rekor baru di atas 30.000 dollar AS tahun ini.

Para investor yakin, masih ada ruang bagi mata uang kripto itu untuk melonjak.

Salah satunya Mantan Direktur Komunikasi Gedung Putih, Anthony Scaramucci.

Baca juga: Terus Cuan, Amankah Parkir Dana di Bitcoin Sekarang?

Perusahan Scaramucci, SkyBridge Capital, bahkan secara resmi meluncurkan LP Dana Bitcoin SkyBridge.

Dana ini ditujukan untuk investor tajir yang mencari eksposur tinggi ke mata uang kripto dengan investasi minimumnya sebesar 50.000 dollar AS atau Rp 690 juta (kurs Rp 13.800).

"Ini (bitcoin) adalah emas digital dan lebih mudah untuk ditransfer. Kami menyukai kelangkaan bitcoin. Ini cara portabel dan moderen dalam menyimpan modal," kata Scaramucci dikutip CNN, Selasa (5/1/2021).

Sempat skeptis

Scaramucci mengaku, awalnya dia sempat skeptis tentang mata uang kripto yang dijadikan sebagai instrumen investasi.

Namun, lama-lama, banyak investor yang justru menambang bitcoin.

Sebut saja salah satu manajer hedge fund unggulan, termasuk Stanley Druckenmiller dan Paul Tudor Jones, yang ikut-ikutan membeli dan menjadikan bitcoin sebagai instrumen investasi.

Baca juga: Siap-siap, Tahun 2021 Harga Bitcoin Makin Bersinar

Sikap skeptisnya semakin luntur ketika mendengar keputusan Square (SQ) dan PayPal (PYPL) sudah berani menerima bitcoin sebagai alat transaksi.

Keputusan itu turut membuat bitcoin pecah rekor.

Namun, dia sadar, berinvestasi dalam mata uang digital seperti bitcoin bukan untuk yang lemah, lantaran harganya sangat fluktuatif.

Pada 2017 silam, harga Bitcoin sempat amblas di kisaran 3.000 dollar AS per bitcoin saja.

Mata uang kripto juga anjlok pada Maret lalu, tak lama setelah Covid-19 mengantarkan ekonomi dunia dan pasar saham terjun bebas.

Baca juga: Bitcoin Jadi Primadona, Kemendag Minta ICDX Kembangkan Blockchain

"Tapi saya berpikiran terbuka tentang bitcoin. Ini bisa menjadi ledakan top bubble," ungkap Scaramucci.

Scaramucci optimistis, harga bitcoin bisa terus melonjak.

Sebab, bitcoin belum terikat dengan keputusan bank sentral dan masalah pasokan seperti emas.

"Sekarang ada lebih banyak permintaan untuk bitcoin daripada penawaran. Harganya pasti naik," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNN
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com