Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Chappy Hakim
KSAU 2002-2005

Penulis buku "Tanah Air Udaraku Indonesia"

Mencermati Puing Roket China yang Jatuh di Kalimantan

Kompas.com - 07/01/2021, 16:07 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

BELUM selesai kehebohan drone laut minggu lalu, sudah muncul lagi kehebohan baru tentang puing roket China yang ditemukan di perairan Kalimantan.

Seyogyanya agar kita tidak hanyut dengan pemberitaan tentang puing roket China maka seharusnya masalah ini datang dari sumber dan instansi yang berwenang. Berikutnya lagi agar tidak berkembang simpang siur, maka harus ditangani oleh lembaga yang kompeten, dalam hal ini mungkin para ahli antariksa di Lapan dan juga para investigator kecelakaan pesawat terbang di KNKT.

Dengan demikian maka kita semua akan memperoleh berita yang benar dan jernih.

Pemberitaan tentang banyak kemungkinan wilayah Indonesia akan sering di jatuhi sampah ruang angkasa sudah cukup lama terdengar. Kemajuan teknologi memang sudah berkembang demikian pesat sehingga dirgantara telah menjadi lahan yang tengah di garap oleh banyak negara-negara berteknologi maju. Pada titik ini sebenarnya sudah harus menyadarkan kita semua bahwa sudah saatnya pula Indonesia memberikan perhatian yang lebih besar lagi terhadap masalah kedirgantaraan.

Baca juga: Ke Elon Musk, Jokowi Tawarkan Indonesia sebagai Tempat Peluncuran Roket SpaceX

Apabila kita tidak menghendaki menjadi negara yang hanya menikmati jatuhnya sampah ruang angkasa maka tidak ada pilihan lain untuk maju turut serta menggarap air and space.

Indonesia memiliki potensi yang cukup besar pada pengembangan dalam upaya mengeksplore udara dan ruang angkasa.

Benda yang diduga sebagai sisa sisa puing roket ruang angkasa China tersebut baru atau hanya didasari kepada tulisan yang tertera dalam puing itu CNSA. China National Space Adminstration. Belum ada konfirmasi dari badan antariksai China dalam hal ini.

Pihak Lapan memang menjelaskan bahwa pada tanggal 4 Januari yang lalu telah terdeteksi adanya benda langit yang jatuh di wilayah Indonesia. Selanjutnya belum ada penjelasan resmi dari pihak berwenang tentang benda yang diduga puing roket China yang ditemukan di Kalimantan tersebut.

Penjelasan resmi tentang hal ini sangat diperlukan agar tidak berkembang berita ngalor ngidul yang tentunya akan banyak merugikan kita semua. Yang pasti sekarang ini dan ke depan orang akan mengkhawatirkan tentang akan jatuhnya puing sampah sisa sisa roket dan satelit yang banyak bergentayangan di ruang angkasa.

Dunia memang tengah memasuki abad ruang angkasa. Udara, ruang angkasa dan angkasa luar memang disadari merupakan masa depan umat manusia.

Pertanyaan yang muncul adalah, bagaimana kalau nanti kita kejatuhan benda langit buatan manusia yang datang dari angkasa luar itu?

Sebenarnya kita tidak usah terlalu khawatir, karena kemungkinan tersebut sangat kecil. Benda langit buatan manusia yang bergentayangan belakangan ini antara lain adalah roket dan satelit.

Produk benda langit buatan manusia adalah produk teknologi tinggi yang sudah memperhitungkan juga tentang keselamatan manusia di permukaan bumi. Bukan tidak mungkin untuk terjadinya kesalahan dan atau kecelakaan, akan tetapi jumlahnya akan relatif kecil.

Tidak usah khawatir. Apabila toh terjadi, maka sebenarnya aturan tentang hal itu sudah ada semuanya, termasuk peraturan yang berkait dengan tanggung jawab negara pembuat roket dan satelit.

Sudah ada Aerospace Treaty tahun 1967 yang membuat aturan hukum menyangkut penggunaan ruang angkasa untuk maksud maksud damai serta tanggung jawab yang harus dipikul secara internasional .

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com