Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sepanjang 2020, Boeing Hanya Kirim 157 Pesawat, Rekor Terburuk Dalam 40 Tahun

Kompas.com - 13/01/2021, 15:41 WIB
Mutia Fauzia,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

Sumber CNN

NEW YORK, KOMPAS.com - Perusahaan produsen pesawat yang berbasis di Chicago, Amerika Serikat, mencatatkan kinerja penjualan terburuk dalam 43 tahun terakhir.

Meski ditutup dengan berhasil menjual sebanyak 39 armada di bulan Desember.

Namun, dalam keseluruhan tahun, Boeing hanya berhasil mengirim 157 armada. Jumlah tersebut adalah yang terendah sejak 1977.

Baca juga: Tahun Suram Boeing Masih Berlanjut

Dilansir dari CNN, Rabu (13/1/2021) perusahaan tersebut kini tengah berupaya untuk pulih dari dua pukulan yang diakibatkan oleh pengandangan armada 737 Max di seluruh negara di dunia, serta pandemi Covid-19 yang membuat industri penerbangan menjadi lesu.

Perusahaan sepanjang tahun 2020 telah melakukan pemangkasan hasil produksi sekaligus memangkas jumlah pegawai akibat krisis keuangan yang melanda industri penerbangan.

Total pengiriman armada oleh Boeing pada tahun ini berbanding terbalik dengan realisasi pada tahun 2018 lalu.

Kala itu, Boeing berhasil mencetak rekor dengan mengirim 806 pesawat komersil.

Hal tersebut membantu meningkatkan pendapatan tahunan perusahaan lebih dari 100 miliar dollar AS untuk pertama kalinya tahun itu.

Baca juga: Usai Insiden Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air, Kemenhub Periksa Boeing 737 Classic Milik 10 Operator

Sementara untuk tahun 2020, Boeing diperkirakan hanya mencetak pendapatan sebesar 58 miliar dollar AS, dan tahun 2021 ini sebesar 78 milair dollar AS.

Pada akhir tahun 2020, Boeing juga berhasil mengirim 27 pesawat jenis 737 Max.

Pengiriman tersebut merupakan pertama kalinya sejak Maret 2019 lalu, akibat pesawat jenis yang sama tengah mendapat larangan terbang di berbagai negara lantaran dua kecelakaan fatal terjadi secara beruntun.

Federal Aviation Administration (FAA) Amerika Serikat pun kembali memberi izin terbang terhadap Boeing 737 Max pada akhir November 2020.

Boeing juga telah mengirimkan jenis armada tersebut kepada American Airlines sebanyak 10 armada, delapan armada untuk United Airlines, dan satu untuk Copa Airlines, maskapai penerbangan yang berbasis di Panama.

Baca juga: Kemenhub Periksa Seluruh Pesawat Boeing 737 Classic di Indonesia

Sementara sisanya dikirimkan kepada perusahaan leasing.

Untuk diketahui, akibat banyaknya perjalanan udara yang terhenti, Boeing mencatat ada 655 pesanan pesawar dibatalkan, dan 184 pesawat dihapus dari daftar pesanan.

Meski demikian, di akhir tahun 2020 Boeing berhasil mendapatkan tumpukan pesanan hingga 4.223 pesawat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNN
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com