Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saham Anjlok Nyaris Auto Reject Bawah, Ini Analisis Teknikal KAEF dan INAF

Kompas.com - 14/01/2021, 08:55 WIB
Kiki Safitri,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Pada penutupan perdagangan sesi I di Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu (13/1/2021), saham Kimia Farma (KAEF) dan Indofarma (INAF) terkoreksi yang cukup dalam hingga nyaris menyentuh batas auto reject bawah (ARB).

Melansir RTI, KAEF dan INAF kompak turun 6,81 persen pada level 6.500. Sebelumnya KAEF meroket di awal pekan 20 persen dan di hari selanjutnya menguat 8,14 persen. Sementara INAF di awal pekan melonjak 25 persen di awal pekan, dilanjutkan menguat 11,6 persen di hari selanjutnya.

Kedua manajemen perseroan juga kompak mengungkapkan penurunan harga saham yang cukup dalam hari itu murni karena mekanisme pasar dan tidak ada corporate action yang dilakukan perseroan secara khusus.

Baca juga: Nyaris Auto Reject, INAF dan KAEF Anjlok 6,81 Persen

Menurut Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani mengatakan, kedua saham farmasi tersebut mengalami sentimen sell by news, atau aksi mayoritas pelaku pasar menjual saham tertentu berdasarkan spekulasi atau rumor, sehingga membuat harga sahamnya jatuh.

“INAF terkena sentimen profit taking hari ini setelah vaksin mulai di distribusikan (sell on news), KAEF juga terkena profit taking (sell on news),” ungkap Hendriko, Rabu (13/1/2021).

Hendriko memproyeksikan INAF hari ini akan bergerak pada level support 5.850-6.280, dan resistan di level 7.400. Sementara KAEF berpeluang bergerak pada level support 6.000 – 6.400 dan resisten di level 7.600

Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan hari ini potensi pelemahan saham KAEF dan INAF masih membayangi. Meskipun tidak penurunan tidak sedalam kemarin, namun sentimen sell by news dan profit taking masih tetap berlanjut.

Baca juga: 3 Pertimbangan Pemerintah Pilih Sinovac untuk Vaksin Covid-19

“KAEF dan INAF ada potensi koreksi karena sebelumnya sudah ada kenaikan cukup banyak dan investor pada melakukan profit taking, mungkin ada penurunan namun tidak besar,” kata Hans pagi ini.

Hans mengatakan, sentimen penurunan harga saham INAF dan KAEF juga terpengaruh dari data yang menunjukkan efektifitas salah satu vaksin yang didistribusikan oleh INAF dan KAEF, Sinovac, hanya memiliki efektivitas 50,4 persen.

“Jadi dua faktor tadi, dan ditambah efektifitas vaksin Sinovac mendorong investor melakukan profit taking, apalagi sebelumnya saham farmasi sempat naik banyak,” tegas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com