Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kinerja Pasar Saham Diproyeksi Makin Superior pada Akhir 2021

Kompas.com - 14/01/2021, 14:12 WIB
Fika Nurul Ulya,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kinerja pasar saham dunia diproyeksi makin superior pada akhir tahun 2021 usai melalui fase reflasi di awal tahun ini.

Chief Economist and Investment Strategist Manulife Investment Management (MAMI) Katarina Setiawan mengatakan, moncernya pasar saham terjadi pada fase goldilocks.

Dalam fase itu, pertumbuhan ekonomi dunia akan lebih tinggi dari fase reflasi, di tengah inflasi yang tetap rendah. Kebijakan moneter netral akan menjadi kombinasi yang sangat ideal untuk pasar finansial.

"Tahun 2021 mendekati akhir diperkirakan ekonomi global bertahap menuju goldilocks. Kinerja pasar saham superior dan pasar negara berkembang akan tertopang," kata Katarina dalam paparan Market Outlook 2021 secara virtual, Kamis (14/1/2021).

Baca juga: Potensi Penerimaan Negara dari Pencucian Uang di Sektor Pajak Capai Rp 20 Triliun

Secara historis, pasar saham negara berkembang diuntungkan oleh fase goldilocks. Pada fase goldilocks, indeks S&P500 diproyeksi akan naik 17 persen, sementara indeks saham di emerging market (MSCI EM) diproyeksi naik lebih tinggi sebesar 39 persen.

Adapun saat ini, dunia tengah memasuki fase reflasi. Hal ini ditandai dengan pertumbuhan ekonomi dan inflasi yang meningkat, namun tetap terkendali.

"Kita masuk fase reflasi ditandai dengan pertumbuhan yang meningkat dalam satu pertumbuhan kuartalan membaik. Kuartal III di AS tumbuh 30 persen (quarter to quarter/QtQ), begitupun China. Sudah bisa dikatakan tahap awal reflasi," ungkapnya.

Dalam fase reflasi, kinerja pasar saham cenderung stabil karena melemahnya indeks dollar AS. Di fase ini, S&P500 naik 25 persen sementara MSCI EM naik 38,5 persen.

Menurut data historis, kinerja dollar AS selalu mencapai titik terlemah dalam fase reflasi.

"Ini adalah data yang dikumpulkan menurut historical data. Tahun 2021 di mana memasuki fase reflasi maka pasar saham negara berkembang menunjukkan kinerja yang jauh lebih baik dari tahun 2020," pungkasnya.

Sedangkan pada tahun 2020, dunia berada pada fase stagnasi. Fase stagnasi ditandai dengan pertumbuhan ekonomi dan inflasi yang menurun, serta arah kebijakan dovish.

Dalam fase stagnasi, kinerja saham relatif lemah dan rendah walau sedikit demi sedikit kembali positif. Dalam fase ini, rata-rata pasar saham di AS naik 5,3 persen sementara emerging market -0,6 persen.

Baca juga: Jadi Orang Terkaya di Dunia, Kekayaan Jeff Bezos Naik Jadi Rp 2.588 Triliun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com