Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

MenkopUKM: di Negara Besar, Sektor Pertanian Maju Karena Koperasi

Kompas.com - 14/01/2021, 16:48 WIB
Elsa Catriana,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki mengatakan, di banyak negara besar seperti Eropa, Australia dan negara lainnya, sektor pertanian dan peternakannya maju karena menggunakan kelembagaan koperasi.

Oleh sebab itu, dia meminta kelembagaan petani, peternak dan pembudidaya ikan, tidak lagi berjalan sendiri-sendiri dan mulai membentuk koperasi. 

"Kami mendorong semua stakeholder, baik kelembagaan petani, peternak dan pembudidaya ikan, tidak lagi berjalan sendiri-sendiri. Melainkan berjalan bersama dengan cara membuat kelembagaan bisnis yang lebih besar dalam bentuk koperasi," ujarnya mengutip siaran resminya, Kamis (14/1/2021).

Baca juga: Wonder Woman, WhatsApp, dan Koperasi

Teten mengatakan, produk pertanian yang dibuat, juga harus sesuai dengan keinginan pasar. Sehingga, produk yang diciptakan menjadi ekonomis dan efisien.

"Kita punya komoditas yang dilirik negara lain, yakni buah tropic seperti pisang, manggis, nanas, dan buah lainnya yang harus kita kembangkan. Kita harus fokus disitu agar potensi seperti ini dapat kita kembangkan,” ucap Teten.

Di samping itu, menurut Teten, diperlukan adanya konsolidasi lahan petani, dengan cara diajak bergabung ke dalam koperasi sehingga tercipta konsep lahan rakyat.

“Terciptanya konsep lahan rakyat, menjadi suatu gagasan yang cukup bagus," kata dia.

Baca juga: Begini Strategi Pengembangan Koperasi 2021

Teten menjelaskan, jika model konsep lahan rakyat sudah terkonsolidasi untuk lahan padi sebesar 100 hektar, jagung 100 hektar dan buah tropic mencapai 400 hektar, maka memudahkan pembiayaan untuk masuk, seperti program KUR untuk si petaninya.

"Koperasi juga dapat menjadi avalis dan offtaker bagi petani. Koperasi dapat menyerap produk petani terlebih dahulu, lalu menjual kembali kepada buyer atau market yang lebih luas lagi," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com