Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Mau 'Tikung' Jepang di Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya?

Kompas.com - 15/01/2021, 13:13 WIB
Muhammad Idris

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, baru-baru ini meminta pemerintah China melanjutkan rencana proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya.

Padahal sebelumnya, proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya rencananya akan dikerjakan oleh Jepang. Sementara saat ini, China hanya terlibat dalam proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung, proyek yang juga awalnya sempat digadang-gadang digarap Jepang lewat Japan Internasional Corporation Agency (JICA). 

"Investasi Tiongkok di Indonesia telah memenuhi 4+1 rule of thumb yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia, yakni ramah lingkungan, transfer teknologi, penciptaan lapangan kerja dengan menggunakan tenaga kerja lokal, menciptakan nilai tambah, dan model kerja sama business to business (B2B)," kata Luhut dikutip dari Antara, Jumat (15/1/2021).

Menurut Luhut, Presiden Jokowi sendiri secara langsung meminta pemerintah China menggarap mega proyek penghubung dua kota terbesar di Indonesia tersebut.

Baca juga: Indonesia Minta China Buka Akses Pasar Porang hingga Nanas

"Selain itu, proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung juga diharapkan dapat diperpanjang menjadi proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung-Surabaya. Presiden Joko Widodo sudah menyampaikan kepada Presiden Xi Jinping agar China dapat berpartisipasi dalam proyek tersebut," imbuh Luhut.

Pernyataan tersebut dia sampaikan usai mendampingi Menteri Luar Negeri China Wang Yi yang berkunjung ke Indonesia sejak 12 hingga 13 Januari 2021.

Digagas Jepang, diambil alih China

Sebagai informasi, proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) yang dibangun PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) hingga Desember 2020, telah mencapai progres 64,4 persen.

Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Chandra Dwiputra menjelaskan, capaian realisasi tersebut terdiri dari 5 terowongan, yaitu Tunnel Walini, Tunnel 3, Tunnel 5, Tunnel 7 dan Tunnel 1.

Baca juga: Luhut: Presiden Jokowi Ingin China Lanjutkan Proyek Kereta Cepat hingga Surabaya

Selain itu, 1.741 batang pier juga telah berdiri di sepanjang lintasan Jakarta dan Bandung, dan siap untuk dihubungkan. Sementara waktu, KCIC tengah menunggu pengiriman sebanyak 12.000 rel kereta cepat yang akan didatangkan dari China ke Jakarta.

Dalam sejarahnya, proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung merupakan proyek yang awalnya digagas Jepang.

Di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), pemerintah melalui Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) melakukan studi kelayakan dengan Japan Internasional Corporation Agency (JICA).

Studi saat itu dilakukan untuk membangun kereta semi cepat Jakarta-Surabaya, dengan jarak sepanjang 748 km. Ke depan, kereta diproyeksi bisa menempuh jarak tersebut dalam waktu 5,5 jam dengan kecepatan rata-rata 160 kilometer.

Baca juga: Sebelum Temui Jokowi, Luhut Ajak Menlu China Hiking ke Danau Toba

Dana untuk melakukan studi tersebut ditalangi oleh JICA. Proses studi kelayakan pun dimulai pada awal 2014. Untuk tahap awal, kereta cepat baru akan dibangun dengan rute Jakarta hingga Bandung sebelum dilanjutkan sampai Surabaya.

Namun karena berbagai kendala, proyek urung terlaksana di era SBY hingga kemudian kembali digulirkan di era Presiden Jokowi. Namun bukan menggandeng Jepang, melainkan dengan pemerintah China.

Luhut ultimatum Jepang

Hingga kini, baik pemerintah Indonesia ataupun pemerintah Jepang belum merilis kabar terbaru proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Whats New
KPLP Kemenhub Atasi Insiden Kebakaran Kapal di Perairan Tanjung Berakit

KPLP Kemenhub Atasi Insiden Kebakaran Kapal di Perairan Tanjung Berakit

Whats New
Wamenkeu Sebut Suku Bunga The Fed Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Wamenkeu Sebut Suku Bunga The Fed Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Whats New
PNS yang Dipindah ke IKN Bisa Tempati Apartemen Mulai September

PNS yang Dipindah ke IKN Bisa Tempati Apartemen Mulai September

Whats New
RMKE: Ekspor Batu Bara Diuntungkan dari Pelemahan Rupiah

RMKE: Ekspor Batu Bara Diuntungkan dari Pelemahan Rupiah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com