Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Chappy Hakim
KSAU 2002-2005

Penulis buku "Tanah Air Udaraku Indonesia"

Benda Asing Tidak Berawak dan Kewaspadaan Nasional

Kompas.com - 15/01/2021, 21:13 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

BEBERAPA tahun belakangan ini Indonesia sudah menjadi tempat berserakannya benda asing tidak berawak atau unmanned vehicle (drone), terutama di perairan Nusantara.

Beberapa pihak menjelaskan bahwa tidak perlu panik atau khawatir karena hal itu adalah hal yang biasa saja, antara lain sebagai risiko dari sudah banyaknya kerjasama riset dan penelitian bawah laut antara beberapa perguruan tinggi kita dengan pihak luar negeri.

Agak sulit juga menerima pendapat tersebut, karena informasi tentang sudah banyaknya kegiatan penelitian bawah laut yang akan menghasilkan berserakannya drone sebagai benda asing belum pernah terdengar sama sekali.

Tidak perlu heboh lanjutnya, tidak perlu menjadi gumunan. Bagaimana tidak heboh kalau nelayan menemukan foreign object (benda asing) di kawasan perairan yang biasa digunakan sebagai tempat mereka mencari ikan.

Analoginya adalah bila ada benda asing yang tiba-tiba masuk pekarangan kita, maka sudah sangat wajar pemilik rumah akan curiga dan bertanya tanya apa gerangan benda asing itu dan serta merta akan mencari tahu tentang barang apa dan berasal dari mana.

Persoalan pada akhirnya diketahui bahwa benda asing itu ternyata hanya sebuah benda mainan yang tengah di pergunakan oleh anaknya sendiri bersama dengan anak tetangga, adalah persoalan yang lain lagi.

Benda asing masuk berserakan ke dalam pekarangan rumah kita dan kita di suruh tidak heboh adalah sebuah pernyataan yang menghebohkan alias aneh bin ajaib. Apalagi disusul dengan pernyataan bahwa barang itu tidak berbahaya dan tidak perlu direspons.

Baca juga: Selamat Datang Rombongan Drone Asing ke Indonesia

Persoalannya adalah selama ini tidak pernah ada kabar atau pengumuman tentang adanya kegiatan di perairan kita yang akan menghasilkan banyak benda asing yang akan berserakan di halaman rumah kita.

Pada titik ini maka sudah dapat disimpulkan untuk sementara bahwa kehebohan yang terjadi adalah merupakan persoalan murni tentang alur informasi yang dapat dipercaya oleh masyarakat.

Informasi yang tidak pernah diterima masyarakat dan juga apalagi Nelayan khususnya tentang akan ada banyak benda berserakan di perairan kita karena beberapa institusi dan perguruan tinggi yang tengah melakukan kegiatan penelitian bawah laut bersama dengan negara lain.

Nelayan yang melaporkan temuannya kepada pihak berwajib sepantasnya memperoleh apresiasi sebagai warga negara yang memiliki kesadaran dan kewaspadaan tinggi.

Kesadaran tentang barang atau benda asing yang harus dilaporkan kepada aparat keamanan sebagai ujud kekhawatiran tentang kemungkinan adanya unsur “bahaya” dari benda yang ditemukannya.

Sebagai catatan, realita menunjukkan bahwa kemajuan teknologi telah membuat banyak kegunaan drone atau unmanned vehicle yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan apa saja, termasuk teror, sabotase dan tindakan membahayakan lainnya diluar dari keperluan riset dan penelitian.

Tidak ada salahnya untuk waspada dalam menghadapi hal hal yang tidak kita inginkan. Terlalu naif untuk mengatakan tidak usah khawatir terhadap berserakannya benda asing di seantero perairan kita, di halaman rumah kita sendiri tanpa ada pemberitahuan sebelumnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Whats New
BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

Whats New
IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

Whats New
IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

Whats New
Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Whats New
Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com