Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG Masih Merah, Rupiah Bertahan di Zona Hijau

Kompas.com - 20/01/2021, 09:40 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pagi ini berada di zona merah pada awal perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu (20/1/2021).

Melansir data RTI, pukul 09.08 WIB, IHSG berada pada level 6.304,47 atau turun 17,38 poin (0,27 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 6.321,85.

Sebanyak 131 saham melaju di zona hijau dan 217 saham di zona merah. Sedangkan 138 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 2,3 triliun dengan volume 2,3 miliar saham.

Baca juga: Rupiah Sore Ini Ditutup Menguat Tipis

Sementara bursa Asia pagi ini mixed, dengan kenaikan indeks Hang Seng Hong Kong 0,74 persen, dan indeks Shanghai Komposit 0,28 persen. Sementara itu, indeks Nikkei melemah 0,41 persen, dan indeks Strait Times turun 0,02 persen.

Sebelumnya, Analis Artha Sekuritas Dennis Christopher mengatakan, secara teknikal indikator stochastic melebar setelah membentuk dead cross yang mengindikasikan pelemahan akan berlanjut.

“IHSG diprediksi melemah. Investor akan cenderung wait and see dan mengamankan keuntungan dikarenakan adanya ekspektasi ekonomi baru akan bisa pulih di kuartal II tahun 2021,” kata Dennis dalam rekomendasinya, Selasa (19/1/2021).

Adapun Wall Street pagi tadi juga ditutup positif.  Indeks S&P 500 naik 0,81 persen, Dow Jones Industrial Average menguat 0,38 persen, dan indeks acuan saham teknologi Nasdaq melonjak 1,53 persen.

Baca juga: Banyak Saham Auto Reject Bawah, Netizen Salahkan Sekuritas Lakukan Forced Sell

Rupiah menguat

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini menguat pada Rabu (20/1/2021).

Melansir data Bloomberg, pada pukul 09.12 WIB rupiah berada pada level Rp 14.050 per dollar AS atau naik tipis 15 poin (0,11 persen) dibanding penutupan sebelumnya Rp 14.065 per dollar AS.

Analis sekaligus Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra mengatakan, penguatan rupiah hari ini terdorong sentimen dukungan stimulus fiskal besar AS dari calon menteri keuangan AS, Janet Yellen.

Dengan stimulus besar yang diajukan tersebut, pemulihan ekonomi diprekirakan akan lebih cepat. Hal ini mendorong minat investor pada asset-aset berisiko, termasuk mata uang garuda.

“Hari ini rupiah masih ada kemungkinan menguat dengan sentimen dukungan stimulus fiskal besar AS dari calon menteri keuangan AS, Janet Yellen. Stimulus yang besar ini bisa membantu pemulihan ekonomi AS lebih cepat. Hal ini memicu minat pasar terhadap aset berisiko,” kata Ariston kepada Kompas.com.

Di sisi lain, kondisi kenaikan kasus Covid-19 di tanah air bisa menahan laju penguatan rupiah. Jumlah kasus yang terus naik ini bisa memicu kebijakan yang lebih ketat terhadap pergerakan aktivitas ekonomi.

Ariston memproyeksikan rupiah hari ini akan bergerak pada kisaran Rp 14.000 per dollar AS samapi dengan Rp 14.100 per dollar AS.

Baca juga: IHSG Masih Bakal Merah? Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemehub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemehub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Whats New
Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Signifikansi 'Early Adopters' dan Upaya 'Crossing the Chasm' Koperasi Multi Pihak

Signifikansi "Early Adopters" dan Upaya "Crossing the Chasm" Koperasi Multi Pihak

Whats New
Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Whats New
Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Earn Smart
Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Whats New
Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Whats New
Cara Cek Angsuran KPR BCA secara 'Online' melalui myBCA

Cara Cek Angsuran KPR BCA secara "Online" melalui myBCA

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com