Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akhir Januari, 3.000 Unit GeNose Dipersiapkan untuk Dipasarkan

Kompas.com - 23/01/2021, 15:48 WIB
Ade Miranti Karunia,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Produksi Konsorsium GeNose C19 Eko Fajar Prasetyo mengatakan, alat pendeteksi virus corona (Covid-19) GeNose buatan dari Universitas Gadjah Mada (UGM) ini disiapkan sebanyak 3.000 unit yang akan dipasarkan.

Tidak menutup kemungkinan, pihak pengembang alat tersebut akan memproduksi tiap bulannya sebanyak 1.000 unit.

"Produksi pertama, baru 100 alat. Lalu, akhir bulan ini kita akan merilis 3.000 alat. Nanti tiap bulan, minimal akan memproduksi 1.000 alat," kata Eko ketika mengikuti peninjauan ke Stasiun Senen dalam hal implementasi alat pendeteksi GeNose, di Jakarta, Sabtu (23/1/2021).

Baca juga: Luhut Minta Tarif Tes Covid-19 Pakai GeNose di Bawah Rp 20.000

Alat pendeteksi itu, kata Eko, telah digunakan sejumlah rumah sakit yang berada di Yogyakarta dan beberapa rumah sakit di Jakarta.

Namun, ia tidak memerinci rumah sakit yang telah menggunakannya.

Untuk transportasi publik, alat GeNose C19 pertama kali mulai diaplikasikan di Stasiun Senen, Jakarta Pusat.

Eko menargetkan alat ini juga bisa dimanfaatkan di perkantoran dan sejumlah fasilitas kesehatan lainnya.

"Untuk public transportation pertama kali di sini (Stasiun Senen). Lalu, di Kemenristek sudah dipakai, beberapa rumah sakit di Jogja sudah dipakai, di Jakarta sudah dipakai. Utamanya sekarang di offices dan faskes," ucap dia.

Baca juga: Luhut Ingin di Setiap RT, Supermarket, dan Fasilitas Umum Pakai GeNose untuk Tes Covid-19


Soal harga, alat GeNose C19 dipatok senilai Rp 62 juta. Eko memastikan bahwa alat tersebut mampu bertahan untuk 100.000 kali pemakaian.

"Harga alat itu harganya Rp 62 juta, harga eceran tertinggi (HET) sebelum pajak. Itu bisa dipakai lebih dari 100.000 kali," kata dia.

GeNose C19 telah mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Alat pendeteksi Covid-19 lewat embusan napas besutan tim peneliti UGM ini siap didistribusikan pada pertengahan Februari 2021.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com