JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menyoroti kinerja neraca dagang Indonesia sepanjang tahun 2020. Meskipun mengalami surplus, realisasi neraca dagang pada 2020 dinilai mengkhawatirkan.
Sebagaimana diketahui, sepanjang tahun 2020 neraca perdagangan RI mengalami surplus sebesar 21,7 miliar dollar AS, yang tertinggi sejak 2012, yang saat itu pernah mencapai 20 miliar dollar AS.
"Ini bukan surplus sehat, bahkan surplusnya mengganggu," katanya dalam Media Group News Summit 2021, Rabu (27/1/2021).
Baca juga: Mendag Kesal, Mobil Produksi Indonesia Kena "Safeguard" Filipina
Menurutnya, surplus neraca dagang yang dihasilkan oleh anjloknya impor yang mencapai 17,3 persen dibanding tahun 2019 bukanlah suatu hal baik. Pasalnya, mayoritas komoditas impor Indonesia adalah bahan baku dan bahan penolong, yang porsinya mencapai 72,9 persen.
"Di sini kita bisa melihat impor kita turun, belum tentu ini menunjukan sesuatu yang positif terhadap perekonomian kita," ujarnya.
Selain itu, realisasi impor juga menunjukan adanya sinyal penurunan konsumsi dalam negeri. Ini terlihat dengan turunnya impor sektor transportasi dan perdagangan sebesar 16,7 persen, penyediaan akomodasi dan minuman hampir 12 persen, dan sepeda motor 18,06 persen.
"Saya berpendapat bahwa kalau ini dibiarkan ini bukan justru suatu hal yang baik," kata Lutfi.
Baca juga: 1 dari 3 Orang di Kawasan Asia Tenggara Pernah Mengalami Penipuan Online
Dengan turunnya impor dan konsumsi dalam negeri, Lutfi meyakini kedua hal tersebut akan memberikan efek berganda atau multiplier effect terhadap perekonomian nasional. Sebab, saat ini perekonomian nasional utamanya masih disumbang oleh konsumsi rumah tangga, pembentukan modal tetap bruto (PMTB), dan aktifitas ekspor-impor.
"Jadi kalau domestic consumption kita turun, impor kita turun, akan terjadi serombongan yang bersama-sama," katanya.
Oleh karenanya, saat ini Lutfi tengah memutar otak guna mengatasi permasalahan lesunya perdagangan yang terjadi saat ini.
"Ini mesti kita perbaiki," ucapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.