Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menko Airlangga: Ada Tiga Hal yang Jadi Pengungkit Perekonomian RI di 2021

Kompas.com - 27/01/2021, 14:41 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlanggga Hartarto mengungkapkan terdapat beberapa hal yang bakal menjadi pengungkit kinerja perekonomian.

Di sisi lain, pemerintah juga tengah mempercepat untuk melakukan proses vaksinasi agar bisa rampung di akhir tahun 2021.

Airlangga pun menjelaskan, tiga sektor utama yang penting dan bisa jadi daya ungkit pemulihan ekonomi yakni konsumsi, investasi, dan ekspor.

"Melihat program vaksinasi yang disiapkan, juga sudah terus didorong, dan untuk sebagai penggerak perekonomian nasional, pemerintah melihat sektor-sekotr yang penting bagi Indonesia, satu konsumsi, kedua terkait dengan percepatan investasi, dan ketiga ekspor," jelas Airlangga dalam webinar Percepatan Pemulihan Ekonomi 2021, Rabu (27/1/2021).

Baca juga: Ini 4 Kriteria untuk Membuka Bisnis Franchise yang Ideal

Ketiga motor penggerak perekonomian RI tersebut sepanjang tahun 2020 lalu mengalami penurunan akibat pandemi. Namun di akhir tahun, Airlangga mengatakan, terjadi sedikit pertumbuhan.

Hal itu menurutnya menunjukkan optimisme terhadap kondisi perekonomian RI di awal tahun 2021.

Misalnya saja untuk neraca perdagangan yang mengalami surplus 21,7 miliar dollar AS di akhir tahun 2020.

"Pemerintah kali ini terus mendorong dan di 2020 terjadi perbaikan di neraca perdagangan 21,7 miliar dollar AS, an pemerintah melihat harga-harga komoditas misal, CPO ini yang tertinggi dalam sembilan tahun terakhir, demikian juga batu bara tembus 80 dollar AS dan diperkirakan bisa meningkat lagi, demikian juga harga karet," ujar Airlangga.

Baca juga: Meski Neraca Dagang 2020 Positif, Mendag Merasa "Terganggu"

Untuk mengerek kinerja investasi, pemerintah pun mempercepat proses pembentukan Lembaga Pengelola Investasi (LPI). Institusi tersebut diharapkan sudah mulai bisa beroperasi tahun ini dan dalam proses pembentukan dewan direksi.

Pemerintah pun telah memberikan modal awal sebesar Rp 15 triliun dalam bentuk tunai. Secara keseluruhan, pemerintah bakal memberi modal awal sebesar Rp 75 triliun yang rencananya dipenuhi tahun ini.

Namun demikian, menurut Airlangga, tantangan utama justru terletak pada konsumsi. Pasalnya, hingga saat ini kelas menengah dan menengah atas masih belum tergerak untuk melakukan belanja.

"Kami berharap bahwa confident masyarakay, baik kelas menengah dan menengah atas yang sebesar 20 persen dan 40 persen, yang mewakiliki dari 81 persen penduduk ini perlu didorong, karena dari data, mereka yang menyimpan dana lebih dari Rp 100 juta ini masih menahan spending, dan ini perlu didorong pemerintah," jelas Airlangga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com