Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPS Minta Pemerintah Waspadai Banjir

Kompas.com - 01/02/2021, 14:00 WIB
Fika Nurul Ulya,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) meminta pemerintah untuk mewaspadai terjadinya banjir di sejumlah daerah yang bisa memicu kendala suplai beras di Tanah Air.

Pasalnya berdasarkan pemantauan BPS pada Desember 2020, produksi beras kemungkinan akan berjalan baik dan bagus sepanjang Januari hingga Maret 2021 ini. Produksi yang berjalan baik membuka harapan bahwa harga beras akan stabil sepanjang 2021.

"Yang perlu diwaspadai adalah adanya banjir di beberapa daerah. Kita tentu berharap pengaruhnya tidak terlalu buruk sehingga potensi yang kita miliki tetap akan terjaga," kata Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi virtual, Senin (1/2/2021).

Selama 2 tahun belakangan, pergerakan harga beras sangat stabil dan tidak memberikan pengaruh kepada tingkat inflasi.

Pada Januari 2021 ini, tercatat harga beras premium di penggilingan turun 0,07 persen di level Rp 9.780 per kilogram dibanding bulan Desember 2020. Rata-rata harga beras luar kualitas pun turun 0,21 persen menjadi Rp 9.036 per kilogram.

Baca juga: Beralih dari GameStop, Pengguna Reddit Mulai Sasar Logam Mulia?

Sedangkan, harga beras medium naik sebesar 0,24 persen menjadi Rp 9.405 per kilogram. Namun kata Suhariyanto, kenaikan harga beras tersebut relatif stabil terhadap posisi bulan Desember 2020.

Dibanding bulan Januari 2020 pun, rata-rata harga beras di penggilingan pada Januari 2021 untuk kualitas premium, medium, dan luar kualitas masing-masing turun sebesar 2,52 persen, 4,09 persen, dan 5,07 persen.

"Selama 2 tahun ini harga beras stabil dan tidak berkontribusi sama sekali pada inflasi, ini terobosan yang bagus. Beras premium di penggilingan menurun 0,08 persen (mtm) beras grosir stabil 0,01 persen (mtm), eceran juga stabil hanya naik 0,05 persen (mtm)," papar Kecuk.

Lebih lanjut BPS melaporkan, harga gabah kering panen (GKP) pada Januari 2021 ini mengalami kenaikan sebesar 3,03 persen (month to month/mtm). Namun secara tahunan, harganya menurun 6,68 persen (yoy).

Kenaikan membuat harga GKP sebesar Rp 4.921 per kilo. GKP sendiri merupakan gabah dengan kadar air antara 14-25 persen dan kadar hampa antara 3-10 persen.

"Kenaikan harga GKP terutama terjadi di dua provinsi, yaitu Provinsi Lampung dan Kalimantan Tengah," ungkap Kecuk.

Agak berbeda situasinya dengan GKP, harga gabah kering giling (GKG) justru turun sebesar 0,73 persen (mtm) menjadi Rp 5.318 per kilogram.

"Penurunan terjadi di Sumatera Utara dan Kalimantan Barat. Perilaku harga gabah di masing-masing provinsi memang berbeda, tergantung pada ketersediaan gabah, musim tanam, dan musim panen," pungkasnya.

Baca juga: Ini Syarat Dapat Bantuan Uang Muka KPR hingga Rp 40 Juta

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com