Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dorong Produksi Lokal, Kementan Target Penanaman Kedelai Capai 325.000 Hektar

Kompas.com - 02/02/2021, 20:10 WIB
Yohana Artha Uly,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pertanian (Kementan) menargetkan penanaman kedelai bisa mencapai 325.000 hektar hingga Juni 2021. Ini sebagai upaya menggenjot produksi kedelai lokal.

Dirjen Tanaman Pangan Kementan Suwandi mengatakan, penanaman tersebut merupakan bagian dari agenda SOS atau rencana kerja Kementan selama 200 hari meningkatkan produksi kedelai lokal.

"Kami sudah siapkan benih, targetnya sampai bulan enam (Juni) atau 200 hari, kami akan tanam (kedelai) 325.000 hektar," ujarnya dalam rapat dengan Komisi IV DPR RI, Selasa (2/1/2021).

Baca juga: Harga Kedelai Impor Kian Mahal, Siap-siap Harga Tahu-Tempe Naik Lagi

Ia menjelaskan, pada dasarnya pemerintah menyediakan anggaran penanaman kedelai di 2021 hanya mencakup 200.000 hektar lahan dengan target produksi 350.000 ton.

"Anggaran itu paket lengkap, tidak hanya benih tapi juga termasuk pupuk," imbuhnya.

Namun, mengingat tingginya kebutuhan dalam negeri akan kedelai, maka produksi lokal pun digenjot. Target penanaman kedelai menjadi 325.000 hektar dengan produksi diperkirakan 500.000 ton.

Artinya, ada 125.000 hektar yang tidak dibiayai negara. Suwandi mengatakan, untuk kebutuhan dana tersebut pihaknya akan mendorong investasi dari swasta dan mendorong petani memanfaatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) guna melakukan penanaman kedelai.

"Sisanya dengan pola kemitraan dan KUR. Kemitraan itu dengan melibatkan importir, investor, kami gabung disitu untuk mengejar target sesuai agenda SOS," katanya.

Kategori lahan yang ditanami kedelai yakni lahan kering, lahan tadah hujan, lahan tumpang sari dengan jagung dan tebu, serta di lahan perkebunan kelapa sawit yang baru berusia 4 tahun.

Baca juga: Dorong Produksi Dalam Negeri, DPR Usul Importir Kedelai Bina Petani Lokal

Lahan penanaman tersebar di berbagai daerah Indonesia, di antaranya Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa timur, Kalimantan Selatan, Nusa Tengara Barat, Lampung, Jambi, dan Banten.

Kementan pun menyiapkan enam varietas kedelai unggul untuk mempercepat proses penanaman produksi lokal. Terdiri dari Detap 1, Dega 1, Dena 1, Dering 1, Anjasmoro, dan Grobogan.

Suwandi bilang, dengan varietas hasil pengembangan Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (Balitkabi) diyakini produksi kedelai lokal bisa berukuran besar dengan kualitas baik, tak kalah dengan kedelai impor.

"Dari teknologi litbang kami sudah bisa hasilkan berbagai jenis varietas, tidak hanya kecil tapi juga yang ukurannya besar dengan kualitas lebih bagus," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com