Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bulog Bakal Produksi Beras Sendiri, Kualitas Premium tapi Harga Medium

Kompas.com - 03/02/2021, 14:45 WIB
Yohana Artha Uly,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perum Bulog berencana memproduksi beras secara mandiri. Selama ini memang Bulog membeli beras dari pihak ketiga atau supplier untuk kebutuhan mengamankan cadangan beras pemerintah (CBP).

"Bulog akan produksi beras sendiri, selama ini Bulog beli mayoritas beras dari pihak ketiga yang akhirnya bentuk dan kualitasnya bermacam-macam." ujar Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso dalam konferensi pers virtual, Rabu (3/1/2021).

Untuk merealisasikannya, Bulog akan membangun modern rice milling plant (RMP) atau mesin penggiling beras berteknologi tinggi. Fasilitas ini dibangun pada 13 wilayah produksi gabah dengan menyediakan 13 unit dryer, 13 unit milling, dan 39 unit silo dengan kapasitas 2.000 ton.

Baca juga: Antam Keluarkan Produk Logam Mulia Edisi Imlek 2021

Adapun ke-13 wilayah tersebut yakni Bojonegoro, Magetan, Jember, Banyuwangi, Sumbawa, Sragen, Kendal, Subang, Bandar Lampung, Karawang, Cirebon, Luwu Utara, dan Grobogan.

Dengan fasilitas itu, maka Bulog akan menyerap gabah dari sentra-sentara produksi dan menyimpannya di silo. Kemudian gabah akan diolah menjadi beras kualitas premium menyesuaikan dengan kebutuhan pasar.

Buwas, sapaan akrabnya, memastikan beras yang dijual akan memiliki kualitas yang baik, serta tak berkutu. Meski beras yang diproduksi adalah kualitas premium, ia bilang, beras akan dijual dengan harga setara beras medium alias murah.

"Mesin yang dibangun ini bukan hasilkan beras medium, tapi premium. Namun, harganya akan lebih murah, karena kami beli gabah dari wilayah produksi. Sehingga Bulog ke depan tidak lagi jual beras medium, tapi premium dengan harga medium," jelasnya.

Baca juga: Belum Ada Sepekan Listing di BEI, Harga 3 Saham Baru Ini Terus Terbang

Targetnya, Bulog bisa menyerap 10 persen dari hasil panen di wilayah tersebut. Menurutnya, Bulog akan menyerap gabah dengan harga yang lebih baik, sehingga petani diharapkan tak lagi menjual murah ke tengkulak.

Buwas menambahkan, pembangunan modern RMP sudah berjalan di sejumlah wilayah. Meski demikian, ia mengaku, ada kendala dari sisi tenaga kerja dan bahan baku bangunan akibat pandemi Covid-19.

"Tapi saya tetap usahakan di 2021 harus sudah terbangun semuanya dan sudah operasional," tambahnya.

Adapun pembangunan RMP tersebut menggunakan dana dari penyertaan modal negara (PMN) yang dikucurkan pemerintah pada tahun 2016 sebesar Rp 2 triliun.

"Dana ini seharusnya sudah terserap 2018 tapi setelah kami evaluasi, kami ubah harus mambangun hal yang betul-betul dibutuhkan oleh Bulog untuk kepentingan masyarakat, akhirnya kami putuskan antaranya membangun modern RMP," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com