Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Masuk Holding BUMN Pangan, Ini Kata Dirut Bulog

Kompas.com - 03/02/2021, 17:21 WIB
Yohana Artha Uly,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) membentuk holding BUMN klaster pangan yang terdiri dari 9 perusahaan pelat merah.

Namun, Perum Bulog tidak termasuk di dalamnya.

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan, pihaknya tak tahu pasti alasan Menteri BUMN Erick Thohir tidak melibatkan Bulog. 

Baca juga: Tak Hanya dari Singkong, Bulog Bakal Produksi Beras dari Jagung dan Sagu

Namun, pria yang akrab disapa Buwas itu mengungkap bahwa ada rencana program Bulog akan diubah menjadi Badan Pangan.

"Ada rencana program Bulog akan berubah, saya tidak tahu berubahnya kapan dan pastinya untuk apa, tapi salah satunya menjadi Badan Pangan, sehingga memang dipisahkan oleh Pak Menteri," ungkap Buwas dalam konferensi pers virtual, Raby (3/2/2021).

Menurut Buwas, tak masalah apabila Bulog tidak masuk dalam holding BUMN klaster pangan.

Ia menekankan, hal terpenting adalah Bulog tetap menjalankan perannya sesuai dengan penugasan yang diberikan pemerintah.

"Bulog tak masuk dalam klaster pangan tidak masalah, yang penting adalah peran Bulog itu sendiri. Karena kalau dimasukkan ke dalam klaster pangan, tapi Bulog tidak berbuat untuk kepentingan pangan kan tidak ada gunanya juga," ujar Buwas.

Baca juga: Bulog Bakal Produksi Beras Sendiri, Kualitas Premium tapi Harga Medium

Buwas menegaskan, Bulog berkomitmen untuk terus menjalankan tiga pilarnya dalam menjaga ketahanan pangan nasional yakni ketersediaan (availability), keterjangkauan (accessibility), dan stabilitas (stability).

Oleh sebab itu, Buwas memastikan akan mengikuti keputusan pemerintah mengenai holding. Harapannya, dengan tugas yang ada saat ini Bulog tetap bisa menjalankan perannya bagi kepentingan masyarakat.

"Terpenting bagi saya, Bulog bisa bertugas sesuai tugasnya untuk kepentingan masyarakat, itu yang penting. Jadi enggak usah gimana-gimana, itu keputusan pemerintah, yang penting realisasinya Bulog itu bisa punya peran kepada kepentingan masyarakat," pungkas dia.

Untuk diketahui, Menteri BUMN Erick Thohir membentuk holding BUMN klaster pangan dengan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) yang akan menjadi induknya.

PT RNI akan membawahi delapan perusahaan pelat merah yang terkait dengan pangan, yaitu PT Berdikari (Persero), PT Perikanan Nusantara (Persero), Perum Perikanan Indonesia, PT Pertani (Persero), PT Sang Hyang Seri (Persero), PT Garam (Persero), PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) dan PT Bhanda Ghara Reksa (Persero).

Baca juga: Bulog Dapat Jatah Impor 80.000 Ton Daging Kerbau di 2021

Nantinya BUMN klaster pangan akan fokus menggarap beberapa komoditas, seperti beras, jagung, cabai, dan bawang merah akan digarap oleh Pertani dan Sang Hyang Seri.

Kemudian untuk daging ayam, kambing, sapi, dan ikan akan difokuskan ke Berdikari, Perikanan Nusantara, dan Perum Perikanan Indonesia.

Lalu gula akan fokus digarap oleh PG Rajawali yang merupakan anak usaha dari PT RNI.

Terakhir, untuk pendistribusian akan diserahkan ke Perusahaan Perdagangan Indonesia dan Bhanda Ghara Reksa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com