Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Kadis Dinas Hortikultura dan Peternakan Kalteng Bantah Kabar Food Estate Gagal Panen

Kompas.com - 03/02/2021, 21:15 WIB
Inang Sh ,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Kepala Dinas (kadis) Hortikulturadan Peternakan Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) Sunarti membantah kabar beredar yang mengatakan bahwa program food estate pemerintah di Kalteng mengalami gagal panen.

Dia mengatakan, penurunan produksi hanya pada sebagian kecil lahan dan sama sekali tidak mengurangi rata-rata produktivitas lahan yang mencapai di atas 5 ton per hektar (ha).

"Kalau saya bilang yang turun itu lebih karena panen paksa karena belum saatnya panen, akibat roboh diterpa angin dan hujan. Tapi ini masukan buat kami agar ke depan bisa kami antisipasi," katanya seperti keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (3/2/2021).

Sunarti berharap, para petani tetap melakukan produksi dengan mengedepankan pendekatan pola tanam modern melalui alat mesin pertanian (alsintan) dan pendampingan petugas penyuluh.

Baca juga: Tingkatkan Produksi Komoditas Pertanian, Kementan Terus Dorong Distribusi Pupuk Bersubsidi

"Kami akan dampingi terus para petani agar melakukan budidaya dengan cara yang modern. Misalnya, ke depan tidak lagi melakukan tabur benih dengan cara manual karena akan memengaruhi pertumbuhan," katanya.

Mengenai hal tersebut, Sunarti berterima kasih atas dukungan dan perhatian pemerintah pusat, terutama Kementerian Pertanian (Kementan).

"Kami mewakili pemerintah daerah Provinsi Kalteng sangat berterima kasih kepada pemerintah pusat yang memilih dan menjadikan wilayah kami sebagai tempat pengembangan food estate," katanya.

Senada dengan pernyataan Sunarti, Ketua Kelompok Tani (Poktan) Rukun Santoso dari Desa Belanti Siam, Kabupaten Pulang Pisau, Mujianto menampik kabar food estate di Kalteng mengalami gagal panen.

Baca juga: Dorong Produksi Lokal, Kementan Target Penanaman Kedelai Capai 325.000 Hektar

"Tidak betul kalau food estate dikatakan gagal panen. Justru para petani mendulang sukses dengan membeli alsintan,” ujarnya, Rabu, (3/2/2021).

Mujianto menegaskan, tidak ada gagal panen dalam area food estate di Kalteng. Namun, karena faktor alam, seperti hujan dan angin kencang membuat tanaman padi siap panen rebah dan basah, sehingga produksi mengalami penurunan.

"Kalau sudah basah mau tidak mau harus dipanen. Itulah yang disebut penurunan produksi, bukan berarti gagal panen. Toh juga tidak banyak. Hanya 5 persen dari total lahan 2.200 ha Desa Belanti Siam," katanya.

Saat ini, para petani di area Food Estate Blok A, Desa Belanti Siam tengah bersiap menggelar panen raya pada minggu kedua dan ketiga di Februari 2021. Diperkirakan, produksi yang ada mencapai lima sampai enam ton dalam luasan satu ha.

Baca juga: Hindari Risiko Kerugian akibat Banjir, Kementan Ajak Petani Manfaatkan Asuransi Pertanian

Mujiono menyebut, kegiatan panen tersebut merupakan salah satu kegembiraan bagi para petani. Sebab ini membuktikan bahwa program food estate hingga kini masih berjalan dengan baik.

Bahkan, beberapa petani sudah mendulang sukses dengan membeli alsintan sebagai bagian dari kemandirian.

“Terus terang kami sangat terbantu dengan berbagai bantuan pemerintah, termasuk penyediaan bibit unggul Inpari 42," ungkapnya.

Mujiono sendiri bersama Poktan Rukun Santoso tengah menaungi 60 anggota dengan garapan lahan seluas 100 ha. Dia menilai, program food estate harus berlanjut.

Baca juga: Kementan Klaim Proyek Food Estate di Kalteng Sukses

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com