Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terdampak Pandemi, Volume Ekspor CPO Turun Jadi 34 Juta Ton di 2020

Kompas.com - 04/02/2021, 19:27 WIB
Yohana Artha Uly,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mencatat volume ekspor minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) mencapai 34 juta ton sepanjang 2020.

Kinerja itu turun sekitar 9,06 persen dari tahun sebelumnya yang sebanyak 37,39 juta ton.

Ketua Umum Gapki Joko Supriyono mengatakan, penurunan tersebut dipengaruhi kondisi pandemi Covid-19 yang terjadi di seluruh dunia, di mana membuat permintaan sebagian besar negara menurun.

Baca juga: Meski Ada Pandemi, Konsumsi CPO Dalam Negeri Naik Jadi 17,35 Juta Ton di 2020

"Penurunan ini sangat bisa dimaklumi karena pasar global mengalami distraksi. Ada pelemahan permintaan karena hampir semua negara tujuan ekspor yang besar mengalami lockdown, mulai dari Eropa hingga China," ujar Joko dalam konferensi pers virtual, Kamis (4/2/2021).

Penurunan terbesar terjadi pada China sebesar 1,96 juta ton atau anjlok 24 persen, Uni Eropa 712.700 ton atau 12 persen, Bangladesh 323.900 ton atau 23 persen, Timur Tengah 280.700 ton atau 11 persen, dan Afrika 249.200 ton atau 8 persen.

Namun, pengiriman menuju Pakistan tetap mampu naik 275.700 ton atau tumbuh 12 persen. Begitu pula ekspor ke India yang naik 111.700 ton atau tumbuh 2 persen.

"Praktis yang positif tumbuh hanya India dan Pakistan, sedangkan semua negara lainnya minus," imbuhnya.

Joko mengungkapkan, meski dari sisi volume turun tapi secara nilai, kinerja ekspor CPO tahun lalu tumbuh positif sebesar 13,65 persen.

Baca juga: Dibayangi Kekhawatiran Harga CPO, ANJT Optimistis Pendapatan Masih Tumbuh di Akhir 2020

Pada 2020 nilai ekspor CPO mencapai 22,97 miliar dollar AS, lebih tinggi dari 2019 yang sebesar 20,21 miliar dollar AS.

Torehan tersebut pada akhirnya berkontribusi paling besar atau sebanyak 83 persen terhadap kinerja ekspor nonmigas Indonesia yang mencapai 27,67 miliar dollar AS di 2020.

"Artinya kalau enggak ada sawit, Indonesia mengalami defisit. Angka-angka tersebut menunjukkan bahwa di masa pandemi, kontribusi minyak sawit terhadap devisa negara sangat signifikan dalam menjaga neraca perdagangan nasional tetap positif," kata Joko.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com