Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri KKP Minta Lulusan Sekolah Perikanan Jadi Penyokong Perikanan Domestik

Kompas.com - 07/02/2021, 11:49 WIB
Kiki Safitri,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menyebutkan, lulusan sekolah perikanan merupakan salah satu penyokong tegaknya industri perikanan dalam negeri.

Untuk itu mereka diharapkan lebih memilih bekerja di dalam negeri dibanding menjadi pekerja asing di luar negeri.

"Lulusan-lulusan ini kita berdayakan di dalam negeri saja," ujar Sakti Wahyu Trenggono dalam pidatonya di Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Waiheru dan Politeknik Kelautan Perikanan Maluku di Ambon, Sabtu (6/2/2021).

Baca juga: Menteri KKP Enggan Langsung Setop Ekspor Benih Lobster, Ini Alasannya

Selain bekerja untuk industri perikanan, alumni sekolah perikanan juga didorong berwiraswata, baik menekuni bidang penangkapan, budidaya, pemasaran maupun usaha pengolahan produk perikanan.

Menurut Trenggono, para alumni dapat memanfaatkan dana BLU yang dikelola oleh Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan (LPMUKP) KKP maupun dana kredit perbankan yang didukung pemerintah, yakni dana Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Di Ambon, keberadaan para alumni sekolah perikanan sangat bernilai sebab Maluku tengah dikembangkan menjadi Lumbung Ikan Nasional (LIN).

Pemerintah segera membangun pelabuhan perikanan terpadu yang nantinya membutuhkan banyak tenaga kerja untuk mendukung jalannya proses produksi.

Kepala SUPM Waiheru Ahmad Jais Ely menjelaskan, sebanyak 66 persen dari total lulusan SUPM Waiheru bekerja di sektor swasta di dalam dan luar negeri.

Baca juga: KKP: Kalau Ada Kapal Cantrang Beroperasi di Bawah 12 Mil Laut Natuna, Itu Pasti Ilegal!

Mereka yang bekerja di luar mencapai 1.845 orang. 15,2 persen lainnya didorong untuk berwirausaha.

Sisanya ada yang menjadi PNS, TNI atau Polri dan melanjutkan pendidikan.

"Lulusan SUPM Waiheru memang diplot menjadi sumber daya siap kerja. Sebab pola pendidikan yang diterapkan adalah sistem teaching factory yakni lebih banyak praktik," kata Ahmad.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com