Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sektor Properti Sumbang 2,6 Persen Kenaikan IHSG, Apa Sebabnya?

Kompas.com - 08/02/2021, 16:42 WIB
Kiki Safitri,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Sektor properti berhasil menopang kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) Senin (8/2/2021).

Melansir data RTI, IHSG menguat 57,13 poin (0,93 persen) pada level 6.208,86.

Sektor properti menyumbang kenaikan 2,6 persen, dilanjutkan dengan sektor mining 1,9 persen, kemudian sektor basic industry 1,3 dan sektor finance sebesar 1,1 persen.

Baca juga: IHSG Ditutup Menguat, Saham-saham Ini Diborong Asing

Sementara sektor consumer mengalami minus 0,5 persen.

Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji menilai, kenaikan sektor properti terdorong oleh beberapa sentimen yakni, stabilitas inflasi di tanah air yang diapresiasi market, serta komitmen pemerintah dalam meningkatkan anggaran infrastruktur.

“Rezim suku bunga rendah membuat sektor properti berpotensi prospektif, market juga mengapresiasi pelaksanaan BP Tapera yang sejauh ini berjalan dengan baik,” jelas Nafan kepada Kompas.com.

Program penyaluran pembiayaan tabungan perumahan rakyat (Tapera) dalam upaya menyalurkan pembiayaan unit rumah segmen MBR pada tahun 2021 ini terus berjalan.

Realisasi pembiayaan bekerja sama dengan Bank BTN dan juga bank Himpunan Bank Milik Negara (Himbara).

Baca juga: IHSG Menguat di Penutupan Sesi I, Saham BBRI dan BBCA Paling Banyak Dibeli Asing

Sentimen positif juga muncul dari penetapan Peraturan Gubernur Nomor 118 Tahun 2020 tentang Izin Pemanfaatan Ruang untuk mempercepat perizinan gedung dan mendorong geliat sektor properti, untuk mendorong pemulihan perekonomian akibat pandemi Covid-19.

Dalam aturan ini, Anies menyederhanakan dan mempercepat proses perizinan dari yang semula 360 hari menjadi 57 hari kerja untuk bangunan umum.

Sementara untuk bangunan rumah tinggal proses perizinan memakan waktu 14 hari kerja.

“Market juga mengapresiasi kebijakan Pemprov DKI dalam mmpercepat perizinan gedung dari 360 hari menjadi 57 hari,” tambah Nafan.

Beberapa saham properti juga ikut meroket atas sentimen-sentimen tersebut, di antaranya saham Summarecon Agung (SMRA) yang sore ini melambung 8,05 persen di level 805. Kemudian, saham Pakuwon Jati (PWON) juga melesat 4,9 persen di level 530.

Baca juga: Awal Sesi, IHSG dan Rupiah Kompak Menguat

Kemudian, saham Bumi Serpong Damai (BSDE) juga menguat 4,7 persen di level 1.225, dilanjutkan oleh saham Ciputra Development yang naik 3,9 persen di level 1.070. Saham Agung Podomoro (APLN) juga bertambah 2,9 persen di level 175, dan saham Alam Sutra Reality (ASRI) turut menguat 2,7 persen di level 224.

Disclaimer: Artikel ini dibuat dengan tujuan bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com