Dyandra Promosindo Luncurkan Dynamic Studio, Apa Itu?

JAKARTA, KOMPAS.com - Perkembangan digital di masa pandemi membuat kegiatan MICE yaitu meeting (pertemuan), incentive (insentif), conference (konvensi), dan exhibition (pameran) dilakukan secara virtual. Tren ini diyakini terus berlanjut bahkan pasca pandemi.

Penyelenggaraan event MICE ke depannya diyakini akan semakin banyak dengan konsep virtual maupun hybrid, yaitu menggabungkan antara pertemuan secara fisik dan virtual. Konsep tersebut merupakan konfigurasi inovasi dan optimisme dalam menghadapi situasi pandemi.

Dyandra Promosindo sebagai professional exhibition & event organizer pun telah beradaptasi dengan konsep hybrid. Salah satunya dengan merilis Dynamic Studio untuk menunjang seluruh penyelenggaraan event yang mengintegrasikan digitalisasi, virtual, dan hybrid.

"Pemanfaatan teknologi digital sudah dilakukan sejak dulu dan terus mengikuti perkembangan setiap masanya. Saat ini kami menyiapkan Dynamic Studio sebagai subtansi utama Dyandra Promosindo dalam penyelenggaraan event virtual maupun hybrid," ujar Presiden Direktur Dyandra Promosindo Hendra Noor Saleh dalam keterangannya, Rabu (10/2/2020).

Baca juga: Lakukan Ekspansi, Dyandra Kelola 4 Kebun Raya

Studio seluas 54 meter persegi ini terletak di Gedung Dyandra Promosindo, Palmerah Selatan. Studio saat ini merupakan pembangunan tahap pertama dengan spesifikasi ruangan kedap suara dan multi-colors background.

Serta dilengkapi dengan fasilitas Camera Sony A6400 KIT 16-50 MM, Lighting SL60W, Mixer MACKIE PRO 8chane FX8V3, Video Capture Card, Clip-on Mic, LED TV 55’, dan Sound Card.

Dengan spesifikasi studio tersebut, dapat dipergunakan untuk kebutuhan photography, tapping visual, dan juga live streaming.

"Tidak hanya dipergunakan untuk event internal, kami juga membuka kesempatan kepada siapapun yang memerlukan prasarana ini,” katanya.

Adapun pada tahap pemgembangan kedua dan ketiga, Dynamic Studio akan meingkatkan peralatan studio menjadi lebih advance, yaitu dengan menggunakan camera 4K, 3D dan 4D animasi pada live performance & tapping.

Selain itu akan menggunakan teknologi VR & AR, dan pamungkasnya akan menggunakan metodologi studio cyclorama (siklorama). Tahapan selanjutnya akan dijadwalkan untuk rampung pada semester kedua tahun ini.

Baca juga: Merger DIkabarkan Masuk Finalisasi, Valuasi Gojek-Tokopedia Ditargetkan Rp 560 Triliun