Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KKP Ingin Tekan Penggunaan BBM oleh Nelayan

Kompas.com - 11/02/2021, 21:05 WIB
Fika Nurul Ulya,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tengah berupaya mengurangi pemakaian bahan bakar minyak (BBM) oleh nelayan.

Hal ini bertujuan untuk mereduksi gas rumah kaca dan perubahan iklim sekaligus meningkatkan produktivitas tangkapan ikan nelayan.

Kepala Badan Riset dan SDM KKP Sjarief Widjaja mengatakan, pihaknya merancang sebuah aplikasi yang menginfokan lokasi tangkapan potensial di bawah laut. Artinya, nelayan tidak perlu lagi berlayar tanpa arah sehingga mengurangi penggunaan BBM.

"Info tentang lokasi ikan (fishing ground) saja sudah membuat lebih mudah. Mereka (nelayan) bisa bergerak dari pelabuhan tempat tinggal ke titik lokasi sehingga tidak perlu ke sana ke mari," kata Sjarief dalam Webinar Membangun Perikanan yang Tangguh Terhadap Perubahan Iklim, Kamis (11/2/2021).

Sjarief menuturkan, nelayan perlu mendapat sosialisasi soal pengurangan penggunaan BBM ini. Dia tak ingin nelayan tak mengerti perubahan iklim atau justru salah kaprah merasa penggunaan BBM dibatasi.

Baca juga: Kasus Penimbunan Pupuk Bersubsidi di Blora, Ini Tanggapan Pupuk Indonesia

"Kita harus mendekatkan, jangan sampai mereka enggak mengerti climate change supaya nelayan lebih berhati-hati memanfaatkan BBM. Setiap langkah harus mulai di-review apakah penggunaan energinya hemat atau enggak," ungkap Sjarief.

Menurut Sjarief, implementasi digital dalam sektor bahari sangat diperlukan. Selain meningkatkan hasil tangkap, teknologi digital ini mampu mendeteksi penangkapan ikan ilegal tanpa harus berkeliling di tengah laut melakukan pengawasan.

Adapun cara lain mereduksi emisi karbon adalah dengan memanfaatkan cold storage (ruang pendingin) secara maksimal, memperkecil pembangunan di pesisir pantai yang memicu abrasi, merestorasi terumbu karang, dan menanam bakau.

"Jadi approach-nya harus dua sisi, yakni kapasitas nelayan dan memperbaiki ekosistem laut. Kalau kapasitas nelayannya saja namun lautnya tidak kita benahi, maka semua nelayan akan miskin," pungkasnya.

Baca juga: Masuk Program JKP, Ini Manfaat yang Akan Diterima Pekerja

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Whats New
Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Whats New
Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Whats New
Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Whats New
Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Whats New
Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Whats New
KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

Whats New
Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Whats New
Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Whats New
Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Work Smart
Heboh soal Kualifikasi Lowker KAI Dianggap Sulit, Berapa Potensi Gajinya?

Heboh soal Kualifikasi Lowker KAI Dianggap Sulit, Berapa Potensi Gajinya?

Whats New
Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Work Smart
Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Whats New
Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Whats New
Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com