Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saatnya untuk Diversifikasi Investasi ke Reksadana Saham?

Kompas.com - 12/02/2021, 11:16 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Memasuki pertengahan kuartal pertama di tahun 2021, belum ada tanda-tanda menyurutnya pandemi Covid-19. Di sisi lain, banyak pendapat yang mengatakan bahwa tahun 2021 akan menjadi tahun pemulihan ekonomi dan perdagangan.

Di tengah kondisi seperti itu, kapan waktu yang tepat untuk diversifikasi investasi atau memindahkan sebagian dana investasi ke reksadana saham?

Head of Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Freddy Tedja mengatakan, sejak kuartal keempat di tahun 2020, mulai terjadi perbaikan ekonomi global secara gradual, ditopang oleh pertumbuhan di negara-negara berkembang di kawasan Asia.

Baca juga: Persiapan Menjadi Investor Reksa Dana 2021

Pemulihan ekonomi dan perdagangan yang terjadi pada tahun 2021 akan ditopang oleh ketersediaan vaksin dan normalisasi aktivitas ekonomi.

Selain itu, kebijakan yang akomodatif juga akan berperan penting; seperti suku bunga rendah, quantitative easing, dan stimulus fiskal yang masih akan berlanjut tahun ini. Potensi unggulnya perekonomian negara-negara berkembang membuat arus dana mengalir ke Asia, termasuk juga Indonesia yang menawarkan potensi kinerja menarik.

Pergeseran sentimen ke negara berkembang juga akan didorong rendahnya porsi kepemilikan asing di negara berkembang.

Menurut Freddy, volatilitas masih akan tetap terjadi di 2021. Dinamika dan sentimen pasar, baik yang positif maupun negatif, akan selalu ada. Contohnya saja, setelah meroket tajam di bulan Desember 2020, di sepanjang bulan Januari lalu IHSG justru ditutup melemah sebesar -1,95 persen hingga menyentuh level 5.862,35.

“Namun pergerakan pasar dapat dilihat dari dua sisi, sebagai penghalang atau peluang. Sebagai investor, kita harus melihat fundamental jangka menengah panjang, bukan hanya dinamika jangka pendek. Mari kita fokus pada fakta-fakta dan katalis yang ada, setidaknya untuk kuartal pertama tahun ini,” kata Freddy dalam siaran pers, Kamis (11/2/2021).

Freddy mengatakan, valuasi pasar saham Indonesia masih relatif murah dibandingkan kawasan lain seperti Filipina atau Thailand. Kedua, kepemilikan asing di pasar saham Indonesia masih berada di salah satu level yang terendah sejak 2013. Ketiga, pemulihan pertumbuhan ekonomi mendorong pertumbuhan earnings perusahaan-perusahaan di Indonesia.

Baca juga: Investasi Reksadana Anda Jeblok? Ini Penyebabnya

“Tahun pemulihan ini sangat baik untuk dimanfaatkan oleh para investor yang ingin melakukan diversifikasi investasi ke reksadana saham. Walau IHSG di bulan Januari ditutup melemah -1,95 persen, namun bursa saham di bulan Februari sudah kembali bangkit,” jelas dia.

Jika dihitung sejak awal tahun 2021 hingga 9 Februari 2021, IHSG telah bergerak naik 3,39 persn ke level 6.181,67.

Proyeksi tahun pemulihan ini juga tercermin pada kinerja reksa dana saham yang mulai merangkak bangkit. Sebagai contoh, reksa dana Manulife Saham Andalan (MSA) yang pada akhir Januari 2021 lalu memberikan kinerja 6 bulan sebesar 33,15 persen.

Sementara sejak awal tahun 2021 hingga akhir Januari 2021, MSA memberikan kinerja 1 bulan sebesar 0,63 persen, jauh melampaui tolok ukurnya (IDX80) yang sebesar -2,55 persen. Reksa dana MSA mengedepankan fokus pada perusahaan di sektor siklikal yang diuntungkan oleh potensi pemulihan ekonomi domestik.

“Walaupun sekarang saat yang baik untuk memanfaatkan peluang di tahun pemulihan, namun profil risiko investor dan horizon investasi menjadi kunci dalam menentukan pilihan kelas aset dalam investasi,” jelas dia.

Freddy mengatakan, reksadana saham cocok bagi investor dengan profil risiko agresif dengan horizon investasi jangka panjang.

Prinsip kehati-hatian dalam menentukan pilihan produk investasi dan perusahaan manajer investasi sangat menentukan hasil investasi di masa depan.

Baca juga: Cara Mudah Memilih Reksadana untuk Pemula

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com