Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonom: Industri Masih Terpuruk

Kompas.com - 15/02/2021, 18:04 WIB
Yohana Artha Uly,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia surplus 1,96 miliar dollar AS di Januari 2021. Angka ini melanjutkan kinerja positif dari bulan-bulan sebelumnya.

Laju ekspor tercatat sebesar 15,3 miliar dollar AS atau naik 12,24 persen secara tahunan (year on year/yoy), sementara impor sebesar 13,3 miliar dollar AS atau turun 6,49 persen yoy.

Ekonom sekaligus Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah mengatakan, kinerja neraca perdagangan yang positif namun dibarengi penurunan impor yang tajam bukan berarti selalu menunjukkan hal baik.

Terlebih penurunan paling dalam terjadi pada impor barang modal dan bahan baku/penolong. Kedua kelompok barang itu diperlukan untuk kebutuhan proses produksi, sehingga hal ini mencerminkan industri manufaktur dalam negeri belum pulih.

Baca juga: BPS Sebut Bansos Bantu Tekan Lonjakan Angka Kemiskinan

"Meskipun surplus tetapi kita belum bisa sepenuhnya bergembira, karena surplus tersebut terjadi ditengah penurunan impor. Khususnya impor barang modal dan bahan baku yang mencerminkan industri masih terpuruk," ujar Piter kepada Kompas.com, Senin (15/2/2021).

Penurunan impor memang terjadi pada seluruh kelompok barang. Namun tertinggi terjadi pada barang modal -10,72 persen, diikuti bahan baku penolong -6,10 persen, dan barang konsumsi -2,92 persen.

Ia menjelaskan, penurunan impor yang saat ini terjadi tak lepas dari kondisi pandemi Covid-19 yang membuat permintaan pasar menjadi sangat rendah. Sebab kegiatan ekonomi terganggu karena kebijakan pembatasan, seiring pula dengan daya beli masyarakat yang melemah.

Piter meyakini, ketika pandemi berakhir maka permintaan konsumsi masyarakat pun akan membaik, sehingga industri manufaktur akan kembali bangkit.

Kendati demikian, Piter menilai, kinerja neraca perdagang bulan lalu tetap dapat diapresiasi, sebab melihat dari sisi ekspor yang mampu tumbuh positif di tengah pandemi.

Pertumbuhan ini didorong naiknya harga komoditas dibandingkan tahun lalu. Di sisi lain, permintaan dari negara mitra dagang juga cukup terjaga, khususnya oleh China yang memang perekonomiannya sudah berangsur pulih usai tertekan pandemi.

Dengan kondisi tersebut, Piter memperkirakan, neraca perdagangan Indonesia masih akan terus melanjutkan kinerja surplus selama pandemi berlangsung dengan asumsi harga komoditas terus terjaga tinggi.

"Tapi surplus neraca perdagangan akan mulai menurun pada kuartal III dan IV tahun ini," kata Piter.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com