Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gandeng Ovo dan Bareksa, Unika Atmajaya Luncurkan Kurikulum Fintech

Kompas.com - 16/02/2021, 13:11 WIB
Fika Nurul Ulya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya meluncurkan kurikulum teknologi finansial (tekfin/fintech) bekerja sama dengan layanan dompet digital OVO dan Bareksa.

Peluncuran Fintech Academy ditandai dengan penandatanganan kerja sama antara Rektor Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya A. Prasetyantoko dengan Presiden Direktur OVO yang juga Co-Founder dan CEO Bareksa, Karaniya Dharmasaputra.

Rektor Unika Atma Jaya Agustinus Prasetyantoko mengatakan, peluncuran mata kuliah tambahan ini merupakan inisiatif mendekatkan kampus dengan dunia usaha. Dengan kerja sama, Unika Atma Jaya berharap mampu menciptakan talenta digital yang saat ini masih minim di Indonesia.

"Ini adalah salah satu langkah konkret. Kami sepakat membuat kuliah bersama tentang fintech, yang pengajarnya dari akademika dan para praktisi di industri," kata Prasetyantoko dalam peluncuran Fintech Academy secara virtual, Selasa (16/2/2021).

Baca juga: Ini Daftar Terbaru Fintech P2P Lending yang Terdaftar di OJK

Kuliah perdana Fintech Academy sendiri akan dilaksanakan pada awal Maret 2021 dengan tema Perkembangan Industri Fintech Indonesia dan Global yang akan ditayangkan melalui Youtube Universitas Katolik Atma Jaya.

Mata kuliah tambahan ini bisa diikuti oleh seluruh mahasiswa, tak terikat pada fakultas tertentu. Masyarakat maupun praktisi di luar kampus pun diperbolehkan mengikuti.

"Inisiatif akan terus berkembang ke depan, dan berharap jadi satu gerakan yang luas sehingga perguruan tinggi semakin hari semakin bisa mengejar menyiapkan talenta-talenta yang siap terjun membangun bangsa," sebut Prasetyantoko.

Presiden Direktur OVO dan Co-founder/CEO Bareksa, Karaniya Dharmasaputra menambahkan, inisiatif ini merupakan realisasi dari pembicaraan sejak setahun yang lalu.

Seiring berkembangnya fintech, industri merasa perlu ikut andil membangun talenta digital yang dibutuhkan dalam pengembangan fintech.

"Dalam kaitan itulah, kita lihat bahwa ada sebuah problem klasik antara industri dengan akademi, yang sudah disadari sejak lama, yang belum berhasil kita tutup gate-nya. Kebutuhan akan adanya talenta digital yang siap kerja rupanya jadi PR kita bersama," sebut dia.

Riset McKinsey menyatakan, teknologi digital terutama Artificial Intelligence (AI) dan fintech di dalamnya, berpotensi meningkatkan PDB nasional hingga 12-18 persen dengan nilai mencapai 366 miliar dollar AS dalam 10 tahun ke depan.

Untuk mencapai potensi yang sangat besar ini, kebutuhan kompetensi di bidang ekonomi digital, terutama fintech, akan sangat dibutuhkan masyarakat dan menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan.

"Harapan kami program Fintech Academy dapat menjadi bagian program kampus merdeka untuk membangun talenta sumber manusia unggul untuk Indonesia maju, Indonesia jaya,” pungkasnya.

Baca juga: Ekonomi Halal Diadopsi Banyak Negara, Fintech Syariah Yakin Bakal Tumbuh

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com