JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah mengatakan, Kementerian Ketenagakerjaan telah menghadirkan program Desa Migran Produktif (Desmigratif) di daerah kantong pekerja migran Indonesia (PMI).
Ia menjelaskan, salah satu pilar utama Desmigratif adalah layanan informasi.
"Desmigratif ini adalah salah satu cara kami memberikan layanan bagi calon PMI dan keluarganya agar mereka bekerja dengan kesadaran yang penuh, kesiapan yang penuh sehingga tidak ada persoalan ketika mereka ditempatkan di luar negeri," ujarnya melalui keterangan tertulis, Jumat (19/2/2021).
Ia menambahkan, Desmigratif juga memiliki pilar koperasi dan pengembangan ekonomi desa. Melalui pilar ini, diharapkan para PMI purna memiliki simpanan modal dan kegiatan usaha di desanya sepulang bekerja dari luar negeri.
Baca juga: Proyek Gas Merakes Ditarget Beroperasi Kuartal II Tahun Ini
Desmigratif juga memiliki pilar community parenting, yaitu pengasuhan anak PMI yang ditinggal bekerja di luar negeri oleh masyarakat desa setempat.
"Sehingga menjadi tanggung jawab bersama agar pendidikan anak mereka tidak terbengkalai ketika orang tuanya harus bekerja ke luar negeri," kata dia.
Kemenaker sendiri telah membangun 402 Desmigratif di seluruh Indonesia. Provinsi NTB sebagai salah satu daerah kantong PMI telah dibangun 24 Desmigratif.
Upaya lain Kemenaker mencegah calo TKI dan melindungi para tenaga kerjanya adalah membangun 45 Layanan Terpadu Satu Atap (LTSA). LTSA ini diharapkan dapat menciptakan layanan yang cepat, mudah, murah, dan aman bagi calon pekerja migran, serta meningkatkan pelindungan bagi pekerja migran dan keluarganya.
Ia menyebutkan, LTSA pelayanan dan pelindungan pekerja migran Indonesia terdiri dari 7 desk utama dan 1 desk tambahan (perbankan). Ketujuh desk utama tersebut adalah desk ketenagakerjaan, desk dukcapil, desk imigrasi, desk kesehatan, desk kepolisian, desk BPJS Ketenagakerjaan, dan desk BP2MI.
Baca juga: Bank Danamon Bukukan Laba Bersih Rp 1 Triliun Sepanjang 2020
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.