Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG Pagi Lanjutkan Penguatan, Rupiah Masih Loyo

Kompas.com - 22/02/2021, 09:47 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pagi ini berada di zona hijau pada awal perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) Senin (22/2/2021). Berbeda dengan rupiah yang melemah di pasar spot

Melansir data RTI, pukul 09.15 WIB, IHSG berada di level 6.278,85 atau naik 46,9 poin (0,75 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 6.252,93.

Sebanyak 214 saham melaju di zona hijau dan 126 saham di zona merah. Sedangkan 195 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 1,96 triliun dengan volume 1,94 miliar saham.

Baca juga: IHSG Masih Bisa Lanjutkan Kenaikan? Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Bursa Asia pagi ini hijau, dengan kenaikan indeks Hang Seng Hong Kong 0,76 persen, indeks Strait Times Singapura 0,08 persen, indeks Nikkei 1,1 persen, dan indeks Shanghai Komposit 0,31 persen.

Sebelumnya, Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan, secara teknikal IHSG menguat membentuk candle dengan body naik dan shadow di bawah indikasi kekuatan naik terbatas.

“IHSG berpeluang konsolidasi menguat dengan support di level 6.173 sampai dengan 6.090 dan resistance di level 6.281 sampai 6.314,” kata Hans dalam rekomendasinya, Minggu (21/2/2021).

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini masih berada di zona merah.

Melansir data Bloomberg, rupiah pada pukul 09.18 WIB berada pada level Rp 14.079 per dollar AS atau melemah 0,1 persen (14 poin) dibandingkan dengan penutupan sebelumnya Rp 14.065 per dollar AS.

Analis sekaligus Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra mengatakan, meskipun pagi ini rupiah melemah, rupiah berpeluang bergerak positif di siang hari.

Menurut Arsiton, pagi ini terlihat minat pasar terhadap aset berisiko meninggi. Indeks saham Asia menguat. Nilai tukar regional juga terlihat menguat terhadap dollar AS.

Baca juga: Rupiah Ditutup Melemah Sore Ini

Dia bilang, ekspektasi pemulihan ekonomi global mendorong penguatan sentimen tersebut. Selain itu, sentimen positif juga datang dari ekspektasi perilisan stimulus besar pemerintah AS dan penurunan kasus baru Covid-19 di dunia.

Rupiah juga bisa menguat terhadap dollar AS karena sentimen positif tersebut. Di dalam negri sendiri, penurunan kasus baru covid-19 dan kemajuan program vaksinasi juga mendukung penguatan rupiah hari ini,” jelas Ariston.

Di sisi lain, pasar akan mewaspadai kenaikan tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor jangka panjang hari ini. Untuk tenor 10 tahun, yield mencetak level tertinggi baru tahun ini di 1,36 persen, karena kenaikan yield ini bisa berimbas ke penguatan dollar AS.

Ariston memproyeksikan rupiah hari ini akan bergerak pada kisaran Rp 14.000 per dollar AS sampai dengan Rp 14.100 per dollar AS.

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com