Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peringatan Menkeu AS soal Bahaya Bitcoin: Bisa Rugikan Investor hingga Masyarakat

Kompas.com - 23/02/2021, 11:08 WIB
Mutia Fauzia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

WASHINGTON, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen memberi peringatan terkait bahaya bitcoin baik kepada investor maupun kepada masyarakat luas.

Dilansir dari CNBC, Selasa (23/2/2021) meski harga bitcoin sempat merosot tajam di awal pekan, setelah sempat menembus harga 58.000 dollar AS atau RP 812 juta (kurs Rp 14.000), bitcoin hingga saat ini masih diperdagangkan di atas 53.000 dollar AS (Rp 742 juta).

Lonjakan harga bitcoin tersebut berasal dari beragam sumber, salah satunya dari pembelian oleh perusahaan produsen mobil listrik milik Elon Musk, Tesla sebesar 1,5 miliar dollar AS, serta kemungkinan perusahaan tersebut menggunakan bitcoin sebagai alat pembayaran.

Baca juga: Kembali Cetak Rekor Harga Tertinggi, Valuasi Pasar Bitcoin Kalahkan Tesla

Namun demikian, Yellen pun mempertanyakan pertanyaan penting mengenai legitimasi serta kestabilan dari mata uang kripto tersebut.

"Saya pikir bitcoin tidak digunakan secara luar sebagai sebuah mekanisme trasaksi," ujar Yellen dalam sebuah wawancara dengan CNBC.

“Dalam penggunaannya sejauh ini, saya khawatir kerap kali digunakan untuk keuangan gelap. Selain itu (bitcoin) tidak efisien untuk ditransaksikan, serta jumlah energi yang dikonsumsi untuk memproses transaksi tersebut sangat besar," jelas dia.

Untuk diketahui, penambangan bitcoin mengharuskan pengguna untuk menyelesaikan persamaan matematika yang kompleks. Selain itu juga harus menggunakan komputer bertenaga tinggi. Digiconomist mengatakan, konsumsi listrik yang digunakan selama proses tersebut menghasilkan jejak karbon tahunan yang sama dengan Selandia Baru.

Kekhawatiran Yellen pun bertambah lantaran bitcoin ekrap kali digunakan sebagai salah satu alat untuk beragam kegiatan ilegal lantaran sulit untuk dilacak.

Selain itu juga volatilitas harga, mengingat harga bitcoin dalam satu tahun terakhir meroket dan terus menembus rekor baru sejak mata uang digital tersebut diciptakan.

"Bitcoin adalah aset yang sangat spekulatif dan masyasrakat seharusnya menyadari hal itu bisa sangat bergejolak. Saya pun khawatir mengenai risiko kerugian yang akan dialami investor," jelas dia.

Berbagai lembaga pemerintahan telah memikirkan gagasan untuk membuat mata uang digital alternatif dengan harapan akan membuka sistem pembayaran secara global bagi mereka yang tidak memiliki akses.

Bank Sentral Amerika Serikat, Federal Reserve, tempat Yellen pernah menjabat sebagai gubernur bank sental, telah mempelajari masalah ini dan membahas kemungkinan mata uang digital baru bersama dengan sistem pembayaran yang diharapkan akan diluncurkan selama beberapa tahun ke depan.

“Saya pikir ini bisa menghasilkan pembayaran yang lebih cepat, lebih aman dan lebih murah, yang menurut saya merupakan tujuan penting,” kata Yellen.

Baca juga: Alihkan Investasi ke Bitcoin, Berapa Cuan yang Didapatkan Tesla?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

7 Instrumen Kebijakan Fiskal yang Sering Digunakan di Indonesia

7 Instrumen Kebijakan Fiskal yang Sering Digunakan di Indonesia

Whats New
Kemenhub Tambah 10.000 Kuota Mudik Gratis 2024 Menggunakan Bus

Kemenhub Tambah 10.000 Kuota Mudik Gratis 2024 Menggunakan Bus

Whats New
CKB Logistics Optimalkan Bisnis Melalui Kargo Udara

CKB Logistics Optimalkan Bisnis Melalui Kargo Udara

Whats New
Angkutan Lebaran 2024, Kemenhub Siapkan Sarana dan Prasarana Transportasi Umum

Angkutan Lebaran 2024, Kemenhub Siapkan Sarana dan Prasarana Transportasi Umum

Whats New
Reksadana Saham adalah Apa? Ini Pengertiannya

Reksadana Saham adalah Apa? Ini Pengertiannya

Work Smart
Menhub Imbau Maskapai Tak Jual Tiket Pesawat di Atas Tarif Batas Atas

Menhub Imbau Maskapai Tak Jual Tiket Pesawat di Atas Tarif Batas Atas

Whats New
Anak Usaha Kimia Farma Jadi Distributor Produk Cairan Infus Suryavena

Anak Usaha Kimia Farma Jadi Distributor Produk Cairan Infus Suryavena

Whats New
Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Whats New
Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Whats New
HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

Whats New
BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com