Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah Ditutup Menguat Tipis Sore Ini

Kompas.com - 24/02/2021, 16:08 WIB
Kiki Safitri,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS ditutup menguat di pasar spot pada Rabu (24/2/2021).

Melansir Bloomberg, rupiah menguat 8 poin (0,05 persen) pada level Rp 14.085 per dollar AS dibandingkan penutupan sebelumnya Rp 14.092 per dollar AS.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan penguatan yang terbatas pada rupiah disebabkan oleh sentimen eksternal yang tidak dibarengi oleh sentimen internal.

Dari eksternal, Gubernur Federal Reserve AS Jerome Powell menegaskan kembali komitmen bank sentral untuk suku bunga rendah dan pembelian obligasi untuk mendukung pemulihan ekonomi AS.

Baca juga: LPS Kembali Turunkan Tingkat Bunga Penjaminan, Begini Rinciannya

Powell juga menepis kekhawatiran bahwa kebijakan moneter yang longgar dapat menyebabkan inflasi dan gelembung keuangan yang telah mendominasi 2021 sejauh skeptisisme tumbuh atas reli saham global.

Sementara dari internal, Bank Indonesia sudah beberapa kali menurunkan suku bunga acuan, tujuan utamanya adalah untuk membantu memulihkan ekonomi dari pandemi Covid-19 dan menstabilkan mata uang Rupiah.

Namun penurunan suku bunga BI tidak dibarengi dengan penurunan suku bunga kredit perbankkan alhasil apa yang dilakukan oleh Bank Indonesia dalam menurunkan suku bunga tidak berjalan sesuai dengan regulasi yang diinginkan oleh gubernur BI.

“Sinyal positif data eksternal kurang didukung dengan data Internal mengakibatkan penguatan mata uang garuda tertahan,” ungkap Ibrahim dalam siaran pers.

Dengan tidak diturunkannya suku bunga kredit perbankan, membuat Bank Indonesia kecewa dan mengharapkan agar perbankan baik plat merah maupun swasta mengikuti dengan menurunkan suku bunga kredit sesuai dengan apa yang di lakukan oleh Bank Indonesia dengan menurunkan suku bunga acuan.

Baca juga: Lelang Sukuk Negara, Pemerintah Kantongi Rp 4,9 Triliun

“Apabila perbankan tidak menurunkan suku bunga kredit maka masyarakat atau pengusaha akan terbebani dengan bunga yang tinggi, sehingga masyarakat dan pengusaha enggan untuk meminjam dana di perbankan,” jelas dia.

Ibrahim mengatakan, perbankan harus berkomitmen untuk terus menjadi mitra bisnis strategis pemerintah dalam kaitannya dengan penyaluran berbagai stimulus Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dengan tujuan meningkatkan konsumsi rumah tangga dan daya beli masyarakat yang pada ujungnya diharapkan mampu mengerek deman kredit secara nasional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com