Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Tantangan yang Dihadapi Neobank di Tanah Air

Kompas.com - 24/02/2021, 17:30 WIB
Elsa Catriana,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Nailul Huda mengatakan, ke depan neobank di Indonesia akan memiliki sejumlah tantangan.

Salah satu tantangannya adalah munculnya kompetitor di industri keuangan.

"Seperti Financial Technolgy (Fintech) ataupun dari perbankan. Di sini saingannya itu masih terbuka banget,"ujarnya dalam diskusi Online Media KOINversation-Prospek NeoBank di Indonesia yang disiarkan secara virtual, Rabu (24/2/2021).

Menurut dia salah satu yang menjadi faktor munculnya tantangan tersebut adalah karena besarnya penetrasi pasar Neobank.

Baca juga: Kerap Disebut Pesaing Fintech, Kenali Apa Itu Neobank

Belum lagi dengan adanya pengembangan dari sisi layanan penunjang yang ke depannya dinilai akan masih terus meningkat.

"Karena neobank ini masih baru, jadi fitur layanan penunjangnya masih akan terus berkembang masih bisa terus meningkat. Begitupun dengan pangsa pasarnya juga bisa ikut meningkat," ucapnya.

Selain dari Fintech dan perbankan, kompetitor lain yang juga ikut muncul dari industri ride hailing ataupun dari perusahaan telekomunikasi lain.

"Perusahaan Telko kan sangat dekat dengan teknologi, artinya masih bisa masuk ke sini atau menjadi kompetitor," ucapnya.

Sementara itu VP of Marketing KoinWorks Frecy Ferry Daswaty justru menilai neobank dengan industri Fintech jika melakukan kolaborasi, akan sangat memungkinkan. Sebab, menurut dia, neobank dan Fintech sama-sama bergerak di bidang financial alias keuangan.

Baca juga: OJK Ingin Aturan Fintech Skor Kredit Rampung Sebelum Akhir 2021

"Jadi trennya mengarah ke sana, ada kemungkinan untuk berkolaborasi. Apalagi saat ini eranya adalah era kolaborasi," katanya.

Dia juga menilai bukan hanya Fintech yang bakal mengarah ke hal yang sama, namun seperti industri ride hailing juga akan melakukan yang sama.

"Akan sangat mungkin untuk kolaborasi, karena dari sisi industrinya juga memang cocok. Kita harus mengikuti tren yang ada," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com