Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pekerjakan Disabilitas, Pengusaha Berharap Pemerintah Realisasikan Insentif

Kompas.com - 24/02/2021, 18:10 WIB
Ade Miranti Karunia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani berharap, pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dapat memberikan insentif kepada perusahaan yang telah mempekerjakan penyandang disabilitas.

Hal ini telah diatur di dalam Undang-Undang (UU) Nomor 8 Tahun 2016, tentang Penyandang Disabilitas.

"Di dalam UU Nomor 8 Tahun 2016 telah diatur insentif yang seharusnya diberikan oleh pemerintah kepada perusahaan yang telah mempekerjakan pekerja disabilitas. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini kami berharap kepada pemerintah untuk mengambil langkah-langkah, untuk dapat merealisasikan ketentuan tersebut," katanya dalam diskusi virtual, Rabu (24/2/2021).

Baca juga: Menaker: Penyandang Disabilitas Justru Punya Etos Kerja Lebih Tinggi

Sebagai contoh, Amerika Serikat (AS) sebut Hariyadi. Di sana, banyak perusahaan mendapatkan insentif dari pemerintah berupa relaksasi perpajakan.

"Banyak negara yang mendorong para pengusaha untuk menerapkan kebijakan kesetaraan inklusifitas ini dengan memberikan insentif-insentif. Di Amerika Serikat, terdapat work opportunity tax credit," ujarnya.

"Yaitu tax credit untuk perusahaan yang mempekerjakan pegawai dengan kualifikasi tertentu, salah satunya adalah disabilitas. Terdapat juga disabilitas akses kredit. Yaitu, kredit untuk usaha kecil yang mengeluarkan biaya tertentu dalam rangka memberi akses kepada disabilitas," sambungnya.

Negara lainnya yang mendapatkan insentif dari mempekerjakan disabilitas adalah China, Malaysia, dan Singapura. Berupa pemberian tax deduction.

"Ini adalah contoh kecil apa yang sudah dilakukan perusahaan-perusahaan. Dan contoh lain dalam upaya membangun iklim yang akseleratif untuk pembangunan tenaga kerja inklusif," kata Hariyadi.

Sebelumnya, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah berharap agar semua perusahaan baik swasta, BUMN dan BUMD, dapat terus memberikan kesempatan kerja bagi penyandang disabilitas di masa pandemi ini.

Pasalnya, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk usia kerja penyandang disabilitas sebanyak 17,74 juta orang.

Sementara itu yang masuk ke angkatan kerja ada sebanyak 7,8 juta orang yang berarti Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) penyandang disabilitas hanya sekitar 44 persen, jauh di bawah angka TPAK Nasional yang sebesar 69 persen.

Sedangkan, jumlah penyandang disabilitas yang bekerja sebanyak 7,57 juta orang dan jumlah pengangguran terbuka penyandang disabilitas sebesar 247.000 orang dengan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 3 persen.

Baca juga: Ini Alasan Pengusaha Mau Keluarkan Uang untuk Vaksinasi Mandiri Karyawannya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Whats New
Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Whats New
Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Whats New
OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

Whats New
Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Whats New
LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Whats New
Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Whats New
Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Earn Smart
Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Whats New
Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Whats New
Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Whats New
Rincian Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 23 April 2024

Rincian Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 23 April 2024

Spend Smart
Pembentukan Badan Penerimaan Negara Masuk Dokumen Rencana Kerja Pemerintah 2025

Pembentukan Badan Penerimaan Negara Masuk Dokumen Rencana Kerja Pemerintah 2025

Whats New
Neraca Dagang RI Kembali Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi

Neraca Dagang RI Kembali Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi

Whats New
Sambut Putusan MK soal Sengketa Pilpres, Kadin: Akan Berikan Kepastian bagi Dunia Usaha

Sambut Putusan MK soal Sengketa Pilpres, Kadin: Akan Berikan Kepastian bagi Dunia Usaha

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com