Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

CSIS: Kartu Prakerja dan RUU Cipta Kerja Saling Melengkapi

Kompas.com - 26/02/2021, 21:00 WIB
Muhammad Idris

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Departemen Ekonomi Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Yose Rizal Damuri menyebut program Kartu Prakerja yang telah menjangkau 5,5 juta penerima sudah berjalan baik.

Dari sisi permintaan dan dan sisi suplai tenaga kerjanya. Kartu prakerja, ucap Yose, mencoba menangani dari sisi suplainya.

"Berusaha meningkatkan keterampilan tenaga kerja yang ada ini supaya sesuai dengan permintaan," ujar Yose dalam keterangan resminya, Jumat (26/2/2021).

Menurut Yose, persoalan tenaga kerja lain adalah bagaimana permintaan tenaga kerja di Indonesia cukup tinggi. Ia menambahkan permintaan tenaga kerja biasanya selaras dengan investasi yang meningkat.

Baca juga: Peserta Kartu Prakerja Tahun 2020 Tak Bisa Daftar Lagi Tahun Ini

"Itu yang dilakukan dengan Undang-undang Cipta Kerja. Jadi UU Cipta Kerja dengan Prakerja satu sama lain saling komplementer," imbuh Yose.

Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) pada Agustus 2020 menyebutkan 88,9 persen penerima Kartu Prakerja menyatakan bahwa keterampilan mereka meningkat.

"Kalau surveinya menunjukan seperti itu berarti memang seperti itu keterampilannya meningkat. Jadi memang perlu diteruskan. Tapi memang perlu beberapa catatan," ucap Yose.

Catatan pertama, kata Yose, penerima Kartu Prakerja harus lebih ditingkatkan lagi. Sejak peluncurannya pada 20 Maret 2020 hingga kini, program Kartu Prakerja telah menjangkau 5,5 juta penerima.

Baca juga: Sulit Unggah Foto KTP Saat Daftar Kartu Prakerja, Ini Penyebabnya

Yang kedua, penerima Kartu Prakerja harus juga bisa meningkatkan penerima di kalangan pendidikan SMA ke bawah.

Kemudian, yang ketiga perlu ada evaluasi apakah keterampilan yang ditingkatkan sesuai atau tidak dengan permintaan.

"Tentunya ini harus dievaluasi bagaimana pilihan dari penerima kartu Prakerja. Keempat selama ini kan Karti Prakerja digunakan untuk bantuan sosial, kedepannya mungkin lebih banyak digunakan keterampilan dibandingkan uang, sehingga pelatihannya bisa lebih serius," imbuh dia.

Jika perlu para penerima Kartu Prakerja dapat mengikuti program itu berkelanjutan. Sehingga yang sudah mendapatkan pekerjaan, dan ingin meningkatkan keahliannya bisa mengikuti secara mandiri dan bayar sendiri.

Baca juga: Klik www.prakerja.go.id, Prakerja Gelombang 12 Ditutup Pukul 12.00 WIB

Survei BPS menyebutkan 81,2 persen penerima Kartu Prakerja menyatakan bahwa dana insentif pasca-pelatihan digunakan untuk membeli kebutuhan sehari-hari yang sesuai dengan penugasan sebagai program perlindungan sosial selama masa pandemi.

Dalam hal pengembangan kompetensi, Survei Evaluasi yang dilakukan oleh Manajemen Pelaksana mencatat bahwa 94 persen penerima Kartu Prakerja mengalami pengembangan kompetensi melalui skilling, upskilling, dan reskilling.

Lebih dari sepertiga penerima Kartu Prakerja yang semula tidak bekerja berubah menjadi bekerja, baik sebagai karyawan maupun pelaku wirausaha.

Selasa (23/2/2021), Menko Perekonomian Airlangga Hartarto secara resmi membuka Gelombang 12 yang menandai dimulainya Program Kartu Prakerja tahun 2021.

Baca juga: Ada 5,5 Juta Penerima Kartu Prakerja, dari Mana yang Terbanyak?

Ia mengatakan, Program Kartu Prakerja berhasil menjalankan mandatnya sebagai program pengembangan kompetensi kerja sekaligus sebagai program perlindungan sosial di masa pandemi.

Karena itu, Pemerintah memutuskan untuk melanjutkan Program Kartu Prakerja di tahun 2021, dengan total anggaran sebesar 10 trilliun untuk semester 1 tahun 2021.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com