Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Investor Pemula, Hati-hati Fenomena "Pompom" Saham

Kompas.com - 27/02/2021, 18:14 WIB
Fika Nurul Ulya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pertumbuhan investor pemula yang kebanyakan berasal dari milenial di masa pandemi Covid-19 patut diacungi jempol.

Data Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan, Single Investor Identification (SID) melonjak 56 persen menjadi 3,9 juta SID dibanding akhir tahun 2019.

Data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) juga menunjukkan, demografi investor dengan usia di bawah 30 tahun berjumlah 54,8 persen dan usia 31-40 tahun berjumlah 22,6 persen. Artinya, lebih dari 75 persen investor pasar modal Indonesia adalah milenial.

Lahirnya investor-investor pemula ini patut menjadi perhatian, utamanya ketika muncul fenomena pompom saham yang marak belakangan ini, termasuk di Amerika Serikat.

Baca juga: Mengenal Istilah Saham Pompom, Ciri dan Tips Menghindarinya

Pompom saham adalah ketika saham dipompa oleh individu atau kelompok agar harganya melejit sehingga tampak menggiurkan.

"Fenomena ini bersamaan dengan maraknya influencer yang ikut membicarakan soal investasi saham dengan merekomendasikan saham tertentu sehingga semakin meningkatkan antusiasme publik untuk berinvestasi saham," kata Advisory Director Grant Thornton Indonesia, Marvin Camangeg dalam siaran pers, Sabtu (27/2/2021).

Marvin menuturkan, investor pemula harus mengerti tentang pompom saham agar tak ikut-ikutan membeli dengan analisis asal-asalan.

Ingat, saham punya risiko yang tinggi seiring dengan keuntungan yang tinggi pula. Jangan sampai investor pemula justru bertindak impulsif karena merasa takut tertinggal mendapat keuntungan dalam waktu singkat (Fear of Missing Out/FOMO).

"Fakta ini yang seringkali kurang diperhatikan oleh investor pemula," ungkap Marvin.

Karena merasa takut tertinggal, banyak investor pemula akhirnya salah kaprah dengan menginvestasikan uang untuk kebutuhan sehari-hari bahkan berutang dengan bunga besar.

Mereka yang tadinya berharap mendapat keuntungan cepat, justru banyak berakhir dengan rugi besar. Oleh karena itu sebelum ikut-ikutan, pelajari dulu tentang saham melalui webinar dan workshop tentang pasar modal yang sering diselenggarakan oleh instansi berkaitan.

“Jadi sebelum berinvestasi saham, perlu memahami profil resiko perseorangan, tetap rasional dan tidak bergantung pada intuisi saja waktu pemilihan saham. Selalu mencari bantuan dari para penasihat investasi yang dapat membantu dan memberikan bimbingan dalam keputusan berinvestasi,” tutup Marvin.

Baca juga: Yuk Kenalan dengan Pompom Saham, Aturan dan Risikonya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com